top of page

Hasil pencarian

9585 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

    KADER partai Golongan Karya sepakat akan terus berusaha agar pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden Soeharto. Kesepakatan itu diputuskan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Nusa Dua, Bali bulan Mei 2016.

  • Kala Pasukan TNI Kelaparan di Kebun Rakyat

    MENDIANG Mayor (Purn.) Sumbat Sembiring berkisah tentang perjuangannya sewaktu ikut Perang Kemerdekaan. Dia angkat senjata sejak 1945, di usia 15 tahun, di kampungnya di Pancur Batu, sekira 20 km dari Medan. Semula Sumbat menjadi anggota Laskar Napindo pimpinan Selamat Ginting. Saat itu, Kota Medan sudah dikuasai tentara Belanda. Kelompok laskar berpencar-pencar melancarkan gerilya.

  • Jalan Baru Sufisme Hamka

    PADA 2007, ketika mengunjungi Istanbul, saya mendapat buku Emerald Hills of the Heart: Key Concepts in the Practice of Sufism . Buku yang dikarang ulama besar Turki Fethullah Gülen itu, mengupas kata-kata kunci dalam tasawuf dan penjelasan yang cukup mudah dimengerti. Bagi saya, buku demikian segera mengingatkan pada karya klasik Hamka, Tasauf Modern  (ejaan yang tetap dipertahankan dalam buku itu tasauf , bukan tasawuf ).

  • Hamka, Ekspresi Islam Estetik

    TAK salah sebagian orang menjulukinya “kyai cinta”. Hamka sendiri dalam ceramahnya di Taman Ismail Marzuki, 11 Maret 1970, mengakui, “Dasar dari kepengarangan saya adalah cinta.” Cinta altruistik, yang memberi tenaga dan harapan bagi hidup. Seperti pesan Hayati kepada Zainuddin dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck , “Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sali sedan. Tetapi cinta menghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan menempuh onak dan duri penghidupan.”

  • Di Balik Penjara Penguasa

    HAMKA baru saja pulang dari Masjid Agung Al-Azhar ketika empat polisi mendatangi rumahnya di Kebayoran Baru. Rusydi Hamka, anak ketiga Hamka, membuka pintu seraya menanyakan maksud sang tamu. Hamka yang sedang beristirahat beranjak bangun dan menyambangi tamunya.

  • Bulan Terbenam di Tanah Kusir

    KABAR pengunduran diri Hamka sebagai ketua MUI tersebar luas. Rumah Hamka mendadak ramai. Rekan-rekan Hamka berkunjung memberi selamat. Para pewarta silih berganti datang menggali keterangan lebih dalam. Petugas keamanan tampak berjaga-jaga. Televisi, radio, dan koran membahas pengunduran diri Hamka: apa alasan Hamka keluar dan siapa bakal penggantinya.

  • Ayah Ulama yang Toleran

    DI tengah kesibukannya mengurus hak cipta buku-buku karangan ayahnya, akhir Oktober 2014 Irfan Malik Hamka (71) meluangkan waktu untuk menerima Historia . Selain mengurus hak cipta buku-buku Hamka, Irfan juga sedang menyelesaikan beberapa buku yang ditulisnya sendiri. Setelah menerbitkan buku pertamanya, Ayah: Kisah Buya Hamka  (2013), Irfan sedang menulis buku lain. “Sedang saya siapkan, empat buku lagi. Ada novel, ada jilid kedua buku Ayah.”

  • Abang Ulama, Adik Pendeta

    ABDUL Wadud Karim Amrullah siap berangkat ke kantor Pacto Tour and Travel di Bali pada pagi 10 Juni 1981. Istrinya, Verra Ellen, ingin mengatakan sesuatu yang penting; dia sangat mencintai Wadud dan ingin bersama masuk surga bila telah meninggalkan dunia ini. Tetapi, kata Verra, “siapa saja yang tidak menerima dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dia tidak akan masuk surga.”

  • Kenangan Seorang Sahabat

    SABTU, 8 Oktober 2011 pukul  01.30 waktu Amsterdam, Belanda, di tengah keheningan malam, kami mendengar telepon berdering.  Ternyata dari Ninon, istri Umar Said, bicara dari seberang telpon. Kabar duka menerpa di malam hari. Seperti tersambar halilintar di tengah malam sunyi, saya terkejut. “Pak Isa,” terdengar suara Ninon bergetar, “Pak Umar sudah tak ada lagi.”  Ayik, demikian saya memanggilnya, wafat pada pukul 22.50 waktu Paris, Prancis setelah sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit kota Paris sejak Rabu (5/10) yang lalu. Saya sangat berduka kehilangan seorang sahabat akrab. Perasaan yang sama persis muncul ketika kehilangan Joesoef Isak pemimpin penerbit Hasta Mitra, beberapa tahun yang lalu.

  • Kematian Penemu Apple

    Steve Jobs tak bisa menghadiri, apalagi membubuhkan tandatangan, di biografi resminya Steve Jobs, yang dirilis pada 21 November 2011. Buku ini ditulis Walter Isaacson, penulis biografi laris Einstein: His Life and Universe  dan Benjamin Franklin: An American Life , berdasarkan wawancara dengan lebih dari 40 pekerja dan lebih dari seratus anggota keluarga, teman, musuh, pesaing, dan kolega-koleganya. Steven P. Jobs meninggal dunia pada usia 56 tahun, 5 Oktober 2011. Pada pertengahan 2004, Jobs mengumumkan kepada karyawannya bahwa dia didiagnosis kanker pankreas, dan sejak itu dia terlihat kurus. Karena kesehatannya, Jobs mengambil cuti panjang hingga akhirnya mundur sebagai CEO pada Agustus 2011.

  • Aksi Jenderal Salon

    PADA 9 Juli 1810 Belanda ditaklukan oleh Napoléon Bonaparte. Dengan demikian seluruh daerah koloni Belanda juga berada di bawah kekuasaan Prancis sebagai penakluk, tak terkecuali Jawa. Telah sejak lama Jawa dikenal sebagai pulau yang subur nan kaya, namun Prancis sepertinya agak gegabah dalam mempertahankan pulau ini. Alih-alih memerintahkan pertahanan total bagi Jawa, Napoléon malah memilih seorang jenderal logistik: Jean-Guillaume Janssens.  Janssens memulai karirnya di usia sembilan tahun sebagai kadet pada 1771. Karena jujur dan cermat, dia naik pangkat menjadi letnan di usia 15 tahun dan menjadi pejabat logistik. Ketika terjadi pemberontakan kaum patriotik pada 1787, dia memihak Stadtholder (raja).

  • Konfrontasi dengan Masa Lalu

    LUKA menimbulkan rasa sakit. Ia harus diobati. Selama proses penyembuhan, orang yang terluka tetap harus berani menanggung rasa sakit, hingga luka itu benar-benar hilang. Pun demikian dengan suatu negara yang mengalami trauma (luka). Betapapun sakitnya, mereka harus melewatinya.  Maria, anak seorang polisi yang jadi eksekutor para tapol 1965 di SoE, kota kecil 100 km timur Kupang, Nusa Tenggara Timur, meyakininya. Baginya, proses penyembuhan trauma kolektif akibat G30S bakal memakan waktu dan melewati jalan berliku. Tapi, “jalan panjang untuk penyembuhan itu perlu dan harus diperjuangkan,” ujarnya.

bottom of page