top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Anti Serangan Rudal Israel dalam Pesawat Kepresidenan

Untuk mengamankan perjalanan Presiden Soeharto, intelijen meminjam alat anti serangan rudal kepada Israel.

29 Jul 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Soeharto menerima plakat penghargaan dari Direktur Jenderal FAO Edouard Saouma. (Repro otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya).

Otobiografi Presiden Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, dibuka dengan pembahasan keberhasilan Indonesia swasembada beras setelah lama menjadi pengimpor beras terbesar di dunia. Indonesia pernah mengimpor lebih dari dua juta ton beras.


Akhirnya, pada 1984 petani Indonesia berhasil memproduksi beras lebih dari 25,8 juta ton, bandingkan dengan tahun 1969 yang hanya 12,2 juta ton.


Soeharto pun diundang untuk memaparkan keberhasilannya dalam konferensi ke-23 FAO (Badan Pangan dan Pertanian PBB) di Roma, Italia, pada 14 November 1985. Sedangkan wakil dari negara maju ditunjuk Presiden Prancis Francois Mitterand.


Forum itu merupakan kesempatan emas bagi Soeharto untuk tampil di pentas dunia. Oleh karena itu, keamanan dan keselamatannya harus terjamin. Sampai-sampai intelijen Indonesia meminta bantuan Israel.


Teddy Rusdy, Paban (Perwira Diperbantukan) VIII Staf Intel Hankam/ABRI, menjadi tim pendahuluan (advance team) yang mempersiapkan kedatangan Presiden Soeharto ke Roma. Dia segera mengontak rekannya di intelijen Israel, Dubby Shiloah.


Dalam 70 tahun Teddy Rusdy: Think A Head, Servas Pandur mengungkap bahwa Teddy menginformasikan kepada Dubby mengenai kunjungan Presiden Soeharto ke Roma. Dia meminta bantuan Dubby agar intelijen Israel dapat memastikan keamanan perjalanan Presiden Soeharto.


“Termasuk meminjam senjata anti rudal serangan ke udara yang dipasang pada pesawat Kepresidenan RI,” tulis Servas.


Teddy Rusdy berjabat tangan dengan Presiden Soeharto dalam Rapat Pimpinan ABRI. (Repro70 Tahun Teddy Rusdy: Think A Head)
Teddy Rusdy berjabat tangan dengan Presiden Soeharto dalam Rapat Pimpinan ABRI. (Repro70 Tahun Teddy Rusdy: Think A Head)

Menurut Servas, hanya ada satu alat yang dapat menghentikan serangan rudal dari darat. Untuk mendapatkan alat itu, Teddy datang ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Inggris, tetapi alat itu sedang dipakai. Dia kemudian datang ke Israel yang meminjamkan alat anti serangan rudal dari darat ke udara itu untuk dipasang pada pesawat Kepresidenan. Pada waktu itu, menurut Dubby, informasi ini tidak dapat diungkapkan ke publik, karena sangat vital dan bisa dijadikan sebagai sarana propaganda.


Perjalanan Presiden Soeharto ke Roma tanpa hambatan. Dia berpidato mengenai keberhasilan swasembada beras selama lebih dari setengah jam di hadapan wakil dari 165 negara.


“Saya bicara dalam forum itu sampai pada hal-hal teknis pelaksanaan. Hadirin ingin mengetahuinya. Dan pengetahuan kita diperlukan oleh sejumlah negara lainnya. Forum itu adalah tempat dan kesempatan tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman,” kata Soeharto.


Dalam kesempatan itu, Soeharto menyumbangkan 100.000 ton gabah kepada FAO untuk disalurkan kepada negara-negara yang dilanda kelaparan terutama di Afrika.


Pada Juni 1986, Direktur Jenderal FAO Edouard Saouma datang ke Jakarta. Dia menyerahkan penghargaan berupa plakat dan medali emas FAO, satu berukuran kecil dan satunya lagi lebih besar, berukir timbul wajah Soeharto dengan tulisan President Soeharto-Indonesia. Pada sisi lainnya bergambar seorang petani sedang menanam padi dengan tulisan From Rice Importer to Selft-Sufficiency.


“Medali itu dikeluarkan oleh FAO sebagai penghargaan untuk memperingati keberhasilan Indonesia di bidang pertanian, khususnya dalam mencapai swasembada pangan,” kata Soeharto.


FAO kemudian mencetak cukup banyak medali itu yang terbuat dari emas, perak, dan perunggu. Hasil penjualannya untuk membantu negara-negara yang kelaparan dan membiayai kegiatan FAO.





Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page