top of page

Sejarah Indonesia

Dara Intelijen Indonesia

Dara Intelijen Indonesia

Benny Moerdani membangun Dara sebagai sentral komunikasi intelijen. Para pekerjanya orang-orang buta.

26 September 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

Pada 1 April 1994, Brigjen TNI Slamet Singgih dilantik menjadi Dansat Intel BIA (Komandan Kesatuan Intel Badan Intelijen ABRI) menggantikan Brigjen TNI Farid Zainudin. Dia kemudian ditelepon Pak Catim dari Dara yang menyampaikan bahwa Jenderal TNI (Purn.) Benny Moerdani ingin berkenalan dengan Dansat BIA yang baru.


Slamet agak kaget dan mempertanyakan apakah benar Benny ingin berkenalan dengannya. Dalam karier militernya, dia tiga kali melihat Benny, yaitu ketika masih menjadi taruna AMN (Akademi Militer Nasional) di magelang, ketika menjabat Komandan Kodim di Bangka yang menerima pengarahan di markas Kodam IV/Sriwijaya, dan waktu mengikuti kursus reguler Lemhanas tahun 1992.


“Sudah sekian lama saya bertugas di Bais (Badan Intelijen Strategis) dan BIA, mungkin juga pernah melaksanakan tugas-tugas dari beliau yang bersifat tertutup/classified melalui Pak Mayjen TNI Sutaryo (Wakil Kepala Bais), namun saya belum pernah bertemu langsung maupun bersalaman dengan Pak Benny Moerdani sebelum beliau pensiun,” kata Slamet dalam Intelijen: Catatan Harian Seorang Serdadu.


Dalam perjalanan dari Ragunan ke Tebet, Slamet masih berpikir apa benar omongan Pak Catim bahwa Benny Moerdani ingin berkenalan dengannya. Setiba Slamet di Tebet, Pak Catim melaporkan kedatangannya kepada Benny.


Begitu Slamet sampai di depan pintu, secara otomatis pintu ruangan Benny terbuka. Slamet langsung menuju meja dan menghormat. Benny berdiri sambil tersenyum dan menyalami Slamet. Mereka mengobrol santai. Benny menanyakan asal Slamet dan tahun berapa lulus AMN.


“Beliau juga mengatakan kepada saya kalau mau menemui atau menghubungi beliau agar melalui Dara,” kata Slamet.


Benny pernah menyampaikan sesuatu kepada Slamet melalui Dara. Suatu ketika, menjelang diadakannya pemilihan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Slamet didatangi Brigjen TNI FX Bachtiar, utusan Benny.


Setelah berbincang agak lama, Bachtiar mengatakan, “Mas dapat salam dari LBM (Leonardus Benny Moerdani) dan titip Matori Abdul Djalil.”


“Wah kok baru sekarang ngomongnya, saya sudah dapat tugas Ismail Hasan Metareum,” kata Slamet.


“Ya saya hanya menyampaikan itu saja,” kata Bachtiar yang pernah memimpin Dara.


Slamet Singgih, Dansat Intel BIA. (Repro Intelijen: Catatan Harian Seorang Serdadu).
Slamet Singgih, Dansat Intel BIA. (Repro Intelijen: Catatan Harian Seorang Serdadu).

Menurut Slamet, Dara merupakan Unit Komunikasi Khusus di luar struktur BIA maupun Bais. Berada langsung di bawah kendali Benny Moerdani, Dara menangani komunikasi dan intelijen teknik.


Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno mengatakan bahwa Benny Moerdani membangun Dara sebagai suatu instalasi tertutup (rahasia) yang menjadi sentral komunikasi. Sehingga ABRI dapat tetap berkomunikasi dalam keadaan apa pun.


“Dulu, kalau satelit mati, tidak ada hubungan. Tapi ABRI masih tetap bisa berkomunikasi. Itu karena Dara," kata mantan Wakil Presiden itu. "Dara juga punya peralatan yang dapat terus berhubungan kemana saja Pak Harto pergi." Penulis mewawancarai Try Sutrisno pada 5 Februari 2018 dalam rangka meminta testimoni untuk biografi Letjen TNI (Purn.) Achmad Wiranatakusumah: Komandan Siluman Merah.


Slamet punya cerita terkait peran Dara dalam perjalanan Presiden Soeharto. Letkol CZI FX Bachtiar memimpin tim Dara untuk mem-back up komunikasi dalam rangka KTT di Beogard pada September 1989. Setelah itu, Presiden Soeharto berkunjung ke Uni Soviet. Ternyata sewaktu di Uni Soviet, alat komunikasi Paspampres kalah canggih sehingga tidak dapat berfungsi karena di-jam oleh Uni Soviet.


“Pada saat itulah Letkol CZI FX Bachtiar tidak kehilangan akal. Dia ‘mencuri’ atau meminjam tanpa izin satelit Amerika yang dapat menembus komunikasi Uni Soviet dan tidak dapat di-jam,” kata Slamet.


Try Sutrisno mengatakan bahwa Dara sangat strategis. Sehingga para pekerjanya adalah orang-orang buta demi menjaga kerahasiaan.


“Zaman saya (sebagai Panglima ABRI), saya jadikan pergawai negeri semua. Badan Kepegawaian Negara menolak karena mereka orang cacat. Saya minta pengecualian karena orang-orang buta ini berjuang di tempat saya, memegang rahasia. Akhirnya, seratus orang menjadi pegawai negeri. Mungkin sekarang mereka sudah habis. Jika Dara mau dilanjutkan sekarang, di zaman IT modern ini, harus ditambah lebih lengkap lagi,” kata Try Sutrisno.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page