- Historia

- 19 Nov
- 2 menit membaca
SALAH satu organisasi muslim terbesar di negeri ini yang menjadi rebutan untuk mendulang suara pemilih muslim adalah Nahdlatul Ulama (NU). NU bak bunga di taman yang dikerubuti kumbang-kumbang. Organisasi ini bukan partai politik tapi memainkan peran politik yang cukup penting di tengah arena pertarungan perebutan kekuasaan.
Namun, sejak dibentuk sebagai organisasi sosial-keagamaan pada 1926, Nahdlatul Ulama (NU) tak begitu saja melepaskan perhatian pada isu dan kepentingan politik. Hingga pada satu titik, tahun 1952, ia keluar dari Masyumi dan menyatakan diri sebagai partai politik.
Namun, selalu tak mudah menilai watak politik NU. Sebagian pengamat menilainya oportunis, sebagian yang lain menganggapnya luwes dan akomodatif. Pada kenyataannya, sikap apapun yang diambil tak bisa menyelamatkan NU dari permainan culas kekuasaan. Ia tak diberi porsi yang proporsional dari rezim yang dibelanya, dikucilkan, dipaksa berfusi dengan partai Islam lain, hingga digerogoti pengaruhnya sehingga harus mengambil keputusan untuk kembali ke Khittah 1926.
Di dalam dirinya, NU juga tak bisa menghindari diri dari perbedaan pandangan dan orientasi, yang kemudian mewujud dalam apa yang dikenal sebagai NU kultural dan NU politik. Kini, yang disebut terakhir bertebaran di sejumlah partai, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Itulah yang membuat kami tertarik membahasnya: menampilkan masa lalu NU sebagai partai politik. Benar NU punya hubungan dengan PKB, namun seringkali lakon politik PKB tidak selamanya sejalan dengan NU. Masing-masing memainkan perannya.
Maka, dalam laporan khusus ini kami hadirkan NU sebagai partai politik: Partai NU, juara kedua dalam Pemilu 1955. Menuliskan perjalanan partai nahdliyin ini dalam rentang sejarah di Indonesia, mulai Pemilu pertama 1955 sampai dengan Pemilu 1971, pemilu pertama di masa Soeharto sekaligus Pemilu multipartai terakhir sebelum akhirnya NU dilebur ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Liputan khusus ini sebuah ikhtiar untuk menelusuri peran politik yang dimainkan oleh NU dan sejauh mana peran itu mendatangkan hasil baik bagi NU sendiri maupun bagi bangsa Indonesia.
Berikut ini laporan khusus Partai NU:













Komentar