top of page

Sejarah Indonesia

Diplomasi Persahabatan Ala Sukarno

Diplomasi Persahabatan ala Sukarno

Paling sering berkunjung ke luar negeri, Sukarno menekankan persahabatan dalam berdiplomasi.

2 Maret 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Diskusi buku "Dunia dalam Genggaman Sukarno" karya Sigit Aris Prasetyo di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, 2 Maret 2017.

PADA 2015, Sigit Aris Prasetyo, diplomat muda Kementerian Luar Negeri, ditugaskan melakukan riset di Uzbekistan. Dia mengunjungi makam Imam Bukhori dan tergugah manakala mengetahui ada jejak Sukarno dalam pembangunan makam perawi hadis terkemuka itu. Sukarno meminta pemerintah Uni Soviet memperbaiki makam Imam Bukhori pada 1959. Uni Soviet memenuhi permintaan Sukarno itu.


“Ketika saya berdialog dengan salah satu pemuka Islam di sana, beliau juga menekankan jasa-jasa Sukarno dalam pembangunan makam itu saat berkunjung ke Uni Soviet. Menurut saya inilah salah satu contoh sejarah yang perlu kita teladani,” ujar Sigit dalam acara bedah bukunya, Dunia dalam Genggaman Bung Karno di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri, Jakarta, (2/3).


Sejak itu, Sigit mulai mengumpulkan referensi mengenai strategi diplomasi Sukarno dan kedekatannya dengan pemimpin-pemimpin dunia. Perlu waktu satu setengah tahun untuknya menulis buku itu. Hasilnya adalah sebuah buku yang merekam diplomasi Sukarno yang menawarkan ide-ide baru dalam mewujudkan tata hubungan internasional yang lebih adil, damai, dan sejahtera. Tidak hanya itu, Sigit juga menyigi persahabatan Sukarno dengan 25 tokoh dunia.


“Sukarno adalah tokoh besar, pemimpin yang berprinsip, negosiator, orator, dan konseptor ulung. Dia juga seorang praktisi diplomasi Indonesia yang paling cerdas dalam sejarah Indonesia,” terang Sigit.


Sejarawan Asvi Warman Adam yang membahas buku itu menguraikan bagaimana persahabatan menjadi strategi ampuh Sukarno dalam berdiplomasi. “Bung Karno mungkin adalah presiden yang paling banyak melawat ke luar negeri. Sudah 2/3 negara dunia dikunjunginya. Dan yang menarik adalah bahwa beliau berteman dengan pemimpin dari berbagai ideologi, budaya, agama, dan apapun tipe negaranya. Hal itu tergambar dalam buku ini,” tuturnya.


Sukarno sangat mengagungkan persahabatan. Hasrat menjalin persahabatan inilah yang menjadi strateginya membina hubungan baik dengan tokoh-tokoh penting dunia pada masanya. Selain itu, tujuan Sukarno gemar melawat ke luar negeri adalah untuk memperkenalkan Indonesia ke panggung dunia.


“Buku ini juga menunjukkan pemikiran Sukarno tentang kolonialisme. Itu tampak dari pidato-pidatonya yang monumental seperti saat pembukaan Konferensi Asia Afrika dan pidatonya di PBB,” ujar Asvi. Keberanian Sukarno dalam menentang kolonialisme itu bisa menjadi cerminan kepercayaan diri bangsa Indonesia.


Di akhir diskusi, Sigit menekankan pentingnya sejarah bagi diplomat-diplomat Indonesia. Dia berharap diplomasi persahabatan ala Sukarno bisa menjadi inspirasi bagi diplomat-diplomat muda Indonesia.


“Kita telah banyak mempelajari tokoh-tokoh internasional, tetapi jangan lupakan bahwa Indonesia juga punya tokoh juga yaitu Sukarno. Buku ini saya harap bisa mengingatkan bahwa kita punya diplomat luar biasa. Dan sebagai diplomat juga kita bisa belajar dari Sukarno,” pungkasnya.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page