top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Europa League Tempo Doeloe

Bermula dari kompetisi pengiring pekan raya perdagangan dan industri. Cap kasta kedua tetap terasa hingga dijuluki “Liga Malam Jumat”.

30 Mei 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Trofi Europa League, kompetisi kasta kedua Eropa yang sebelumnya bernama UEFA Cup. (uefa.com).

Pentas pertama UEFA Europa League sejatinya sudah dimulai pada 1955. Namun, pentas kejuaraan itu baru berjalan di bawah naungan UEFA pada 1971-1972. Titik nol kompetisi di bawah Champions League yang baru di-rebranding menjadi Europa League baru dimulai pada 2009. Format baru ini merupakan fusi dengan Intertoto Cup dan Winners Cup.


Mengutip majalah Shoot! edisi 4 April 1970, Europa League “tempo doeloe” masih sebatas kompetisi antarkota bernama lengkap International Industries Fairs Inter-Cities Cup atau sohor disebut Inter-Cities Fairs Cup. Kompetisi ini dicetuskan trio Stanley Rous (Inggris), Ottorino Barassi (Italia), dan Ernst Thommen (Swiss). Ketiganya merupakan anggota komite eksekutif FIFA.


“Kompetisinya awalnya didesain untuk tim-tim yang mewakili kota-kota di Eropa yang rutin menggelar pekan raya perdagangan dan industri. Kompetisi pertamanya dimulai Juni 1955 namun baru selesai pada Mei 1958,” tulis Matthew Taylor dalam The Association Game: A History of British Football.


Turnamennya digelar dalam kurun waktu panjang. Selain berbarengan dengan pekan raya perdagangan, kompetisinya tidak ingin tabrakan dengan jadwal liga di masing-masing negara peserta. Para pemainnya pun cabutan dari klub-klub yang berbasis di masing-masing kota.


Di musim pertama, 1955-1958, 12 tim mengikuti turnamen tersebut. Selain  Barcelona XI, ada København XI, Wien XI (kemudian mundur), Birmingham City, London XI, Internazionale, Zagreb XI, Lausanne-Sport, Basel XI, Leipzig XI, Köln XI, dan Frankfurt XI.


Barcelona XI jadi jawara perdananya. Di laga kandang-tandang partai puncak, Barcelona XI membungkam London XI dengan agregat 8-2. Hadiahnya berupa trofi “langsing” berbahan perak yang dikenal sebagai Trofi Noël Béard. Namanya diambil dari seorang industrialis Swiss, di mana trofi ini pun dibuat di salah satu pabrik miliknya.


Setelah dibanjiri apresiasi dari sana-sini, penyelenggara pun membolehkan tim berbasis klub untuk ikut serta di musim berikutnya, 1958-1960. Itupun dengan syarat bahwa klub itu mesti berasal dari kota penyelenggara pekan raya industri dan perdagangan Eropa. Sayang, umur Inter-Cities Fairs Cup hanya sampai 1971.


Barcelona langganan juara Inter-Cities Fairs Cup. (fcbarcelona.com)
Barcelona langganan juara Inter-Cities Fairs Cup. (fcbarcelona.com)

Era Baru


Barcelona selain jadi pemenang pertama juga jadi pemenang terakhirnya setelah di final menang tipis 2-1 atas Leeds United. “Dengan begitu trofinya secara permanen dimiliki Barcelona. Pada 1971 kompetisinya diambil alih UEFA dan di-rebranded menjadi UEFA Cup,” sebut Heinz Duthel dalam FC Barcelona-Barça.


Selain perubahan nama dan format, turnamen turut menghadirkan trofi baru nan cantik karya seniman Swiss Alex Walter Diggelmann. Berbahan perak dan beralaskan marmer kuning, trofi itu berdimensi tinggi 67 cm, lebar 33 cm, dan berbobot 15 kg. Pembuatnya, pabrikan trofi GDE Bertoni.


Trofi ini diperebutkan secara bergilir oleh 64 peserta yang diambil dari sejumlah liga di Eropa, khususnya yang tak lolos European Cup (kini Champions League). Sistem kompetisinya berupa knock-out kandang-tandang di lima fase sebelum partai puncak. Finalnya pun digelar dua kali. Tottenham Hotspur menjadi klub pertama yang menjuarainya setelah menjungkalkan sesama klub Inggris, Wolverhampton Wanderers, dengan agregat 3-2.


Perbaruan format terjadi pada musim 1997-1998 di mana finalnya digelar sekali. Seiring ditambahnya jumlah peserta jadi 145 tim di musim 2004-2005, format turnamen kembali dirombak. Kali ini menyamai Champions League, yakni bermula dari penyisihan grup dan baru beralih ke sistem gugur di babak 32 besar.


Michel Platini menyerahkan trofi Europa League di musim pertama rebranding kompetisi pada Mei 2009. (ReproCompetition Book Europa League 2009-2012)
Michel Platini menyerahkan trofi Europa League di musim pertama rebranding kompetisi pada Mei 2009. (ReproCompetition Book Europa League 2009-2012)

Meski sudah rebranding, kompetisi UEFA Cup tetap dicap sebagai turnamen Eropa kasta rendahan. Terlebih ia juga menerima “buangan” peserta peringkat tiga fase grup Champions League yang tak lolos ke babak knock-out.


Stigma itulah yang membuat Presiden UEFA Michel Platini kembali merombaknya pada 2009. Selain mengganti namanya menjadi UEFA Europa League, UEFA juga menambah delapan tim peserta. Tujuannya untuk lebih meluaskan hegemoni sepakbola Eropa ke segala penjuru benua, termasuk negara-negara yang selama ini hanya jadi penonton seperti Estonia, Azerbaijan, Makedonia Utara, Malta, atau San Marino.


“UEFA percaya bahwa sepakbola Eropa butuh kompetisi klub kedua. Kami percaya upaya ini bukan untuk mendikte pihak manapun. Jadi dengan memberikan dorongan dan memastikan warisan kebanggaan terus hidup, kami merekomendasikan format, organisasi dan nama baru. UEFA Cup tidaklah mati namun terlahir kembali dengan UEFA Europa League, kompetisi yang merangkul perbedaan di Eropa,” ungkap Platini dalam buklet Competition Book 2009-2012: Challengers on a European Adventure yang dirilis UEFA pada 2009.


Tetap saja, banyak pihak mengkritik kebijakan UEFA yang dianggap sebagai rebranding tak relevan itu. Turnamennya tetap dianggap kompetisi kasta kedua atau dicap dengan julukan yang lebih konyol: “Liga Malam Jumat”, mengingat tayangannya di Indonesia hadir tiap Jumat dini hari selepas jadwal Champions League di tengah pekan (Rabu dan Kamis dini hari).*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Mengintip Kelamin Hitler

Mengintip Kelamin Hitler

Riset DNA menyingkap bahwa Adolf Hitler punya cacat bawaan pada alat kelaminnya. Tak ayal ia acap risih punya hubungan yang intim dengan perempuan.
bottom of page