top of page

Sejarah Indonesia

Ketika Jenderal Nasution Minta Petunjuk Kancing Baju

Ketika Jenderal Nasution Minta Petunjuk Kancing Baju

Dia pernah ragu memberi perintah penyerangan. Pada akhirnya diputuskannya suatu cara yang spekulatif dan sedikit naif: menghitung kancing baju.

15 Oktober 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Museum Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution. (NaidNdeso alias Mokhammad Misdianto/Wikimedia Commons).

Karena dianggap telah melakukan pemberontakan, Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution memerintahkan menangkap Mayor Boyke Nainggolan. Di Medan, Mayor Boyke telah menguasai kota dengan melancarkan Operasi Sabang Merauke. Aksi pembangkangan Mayor Boyke itu merupakan operasi militer pertama yang mendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).


Nasution sampai harus mendatangkan pasukan khusus dari kesatuan RPKAD (kini Kopassus). Pada 16 Maret 1958, segala persiapan untuk serangan balik sudah rampung. Pagi hari, tanggal 17 Maret, prajurit-prajurit RPKAD menjalankan operasi lintas udara di atas Belawan. Sebagian dari mereka bahkan ada yang tercebur ke laut.   


Sembari memantau pergerakan pasukan RPKAD menuju Medan, Nasution terhubung dengan Angkatan Udara (AURI) yang mengawasi dari udara. Komandan AURI setempat sempat melaporkan bahwa ada satu konvoi besar menuju Tanjung Morawa keluar kota. Ia minta perintah dari Nasution, ditembak atau tidak.



“Saya hanya bisa mengadakan tembakan dengan menghitung-hitung kancing baju saya,” kenang Nasution dalam memoarnya Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 4: Masa Pancaroba Kedua.


Nasution menjawab, “Mana saya tahu itu lawan atau kawan. Karena itu jangan tembak. Yang perlu dibungkem adalah stasiun RRI (cabang Medan), supaya tidak ada lagi mengudara pengumuman-pengumuman dari pemberontak!”


Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. (Repro Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 4).
Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. (Repro Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 4).

Rupanya Nasution salah perhitungan. Keesokan harinya, Gubernur Sumatra Utara Kumala Pontas melayangkan protes dari Medan. “RRI yang telah ada di tangan kita kok di bom!” gerutu sang gubernur. Sebaliknya, konvoi besar itu adalah Mayor Boyke Nainggolan dengan batalyon pendukungnya tengah menuju Pematang Siantar untuk bergabung dengan pasukan lain yang datang dari Tapanuli.



Pada 18 Maret 1958, Nasution baru tiba di Medan dengan pesawat Catalina. Di lapangan udara yang sama, satu pesawat tempur jenis Mustang ikut mendarat setelah membantu pengintaian terhadap pasukan Boyke Nainggolan. Nasution menyadari ada pesawat tempur serupa yang tidak ikut mendarat. Kru AURI mengatakan pesawat itu jatuh antara Kabanjahe-Pematang Siantar.


“Melihat pilotnya jalan dengan amat loyo, saya telah merasakan adanya musibah. Saya segera menyambutnya, dan langsung mendengar berita duka,” tutur Nasution.


Menurut Maraden Panggabean dalam otobiografinya Berjuang dan Mengabdi, pesawat itu jatuh akibat pertempuran singkat dengan pasukan Boyke Nainggolan di daerah Bangun Purba.“Akan tetapi banyak dari antara pemberontak yang menyerahkan diri,” ujar Maraden.



Pada akhirnya, iring-iringan pasukan Boyke Nainggolan dapat melarikan diri sampai Tapanuli. Mereka selamat karena Nasution keliru sehingga terpaksa menerka lewat hitungan kancing baju. Menurut perhitungan Nasution, tidak sedikit korban yang jatuh andai pesawat bomber B-25 AURI langsung diperintahkan menggempur konvoi pasukan Boyke Nainggolan.


Namun apa lacur. Petunjuk dari kancing baju tidak dapat memenangkan pertempuran. Dalam hal ini, sang mayor lebih beruntung dari si jenderal yang salah perhitungan.  

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page