top of page

Sejarah Indonesia

Kisah Bolang Melawan Jepang

Kisah Bolang Melawan Jepang

Serdadu KNIL Bolang mulanya ditawan Jepang. Setelah kabur, dia bergerilya bersama tentara Sekutu di Kalimantan.

31 Oktober 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Serdadu KNIL sedang berpatroli melalui daerah rawa di Kalimantan tahun 1948. (Arsip Nasional Belanda).

Ketika balatentara Jepang mendarat pada awal 1942, serdadu KNIL Frederik Bolang alias Fred Bolang bertugas di kesatuan Batalyon Garnisun Kalimantan Barat. Waktu itu, KNIL tidak berdaya, sehingga Hindia Belanda dengan mudah diambil alih balatentara Jepang. Wilayah Kalimantan ditetapkan sebagai bagian dari Armada Selatan Kedua Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (Kaigun).


Bolang termasuk serdadu KNIL yang menjadi tawanan perang Jepang. Namanya tercatat dalam kartu tawanan perang Jepang koleksi Arsip Nasional Belanda. Di situ tertera F.M. Bolang lahir pada 10 November 1919 dan berasal dari Kampung Kawangkoan, Tonsea, Keresidenan Manado. Dia adalah anak dari N. Bolang dan K.A. Makatuuk.


Bolang ditahan selama dua tahun di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Kuching, Serawak, Malaysia. Dia lalu dipekerjakan sebagai Heiho (pembantu tentara) atau romusha (pekerja paksa) oleh militer Jepang. Dia dan beberapa kawannya berhasil melarikan diri.



Koran Het Dagblad, 21 Mei 1949, menyebut Bolang dan kawan-kawannya melarikan diri ke pedalaman Kalimantan. Mereka kemudian bertemu dengan perwira militer Inggris yang terjun payung untuk menyusup ke Kalimantan. Dari Bolang, tentara Sekutu itu termasuk dari militer Australia, mendapat informasi mengenai kondisi militer Jepang di sekitar Kalimantan Barat.


Perwira Inggris itu adalah Mayor Tom Harrisson (1911–1976), yang belakangan dikenal sebagai peneliti tentang Kalimantan. Tom bagian dari operasi-operasi khusus yang dilakukan Z Force Sekutu. Tom merasa beruntung bertemu Bolang dan dua kawan Manadonya, Cussoy dan Sulang.


“Mereka adalah orang Kristen dari Sulawesi, serdadu di bawah komando Belanda, lalu di bawah Jepang,” tulis Tom dalam World Within: a Borneo Story. Tak hanya dapat informasi berharga, Tom juga mendapat bantuan terkait kekuatan militer yang harus dibangunnya.


Ketiga bekas serdadu KNIL itu tentu paham soal taktik militer. Bagi Tom, mereka cukup bersemangat dalam tugasnya. Dalam membangun paramiliter dari penduduk lokal Kalimantan, ketiganya berperan dalam memberikan pelatihan. Semasa di Kalimantan, Bolang dianggap instruktur dan komandan tempur yang baik.


Kartu tawanan perang Fred Bolang. (Arsip Nasional Belanda).
Kartu tawanan perang Fred Bolang. (Arsip Nasional Belanda).

Setelah Jepang kalah, peran Bolang dihargai militer Inggris. Het Dagblad memberitakan, Bolang mendapat penghargaan British Empire Medal (divisi militer) tahun 1949. Tak hanya itu, Bolang juga mendapat bintang Kruis Van Verdienst (Salib Jasa) dari Kerajaan Belanda berdasarkan Koninklijk Besluit 10 Januari 1950 Nomor 10. Kala itu, Bolang, anggota KNIL dengan nomor stamboek 38575, sudah sersan infanteri.


Setelah Indonesia merdeka, Bolang sempat berdinas lagi di KNIL. Ketika terjadi pemberontakan KNIL pada 14 Februari 1946 di Manado, dia tidak terlibat. Koran De Locomotief, 4 September 1947, menyebut dalam Peristiwa Merah Putih itu, militer Belanda menganggap Sersan Bolang bersama Sersan Maukar dan Sersan Cussoy sebagai serdadu KNIL yang setia dan menjalankan pekerjaan sesuai aturan dinas. Namun, tidak di tahun 1950.



Menurut Ventje Sumual dalam Memoar Ventje H.N. Sumual, sebelum 3 Mei 1950, Bolang masuk dalam kelompok KNIL pro Republik Indonesia karena pengaruh dari Sersan KNIL Alex Mengko.


Suhario Padmodiwirio dalam Memoar Hario Kecik menyebut mereka bersama merencanakan pembongkaran gudang senjata. Pemberontakan KNIL, dengan bantuan pemuda pro Republik Indonesia, tanggal 3 Mei 1950 itu lalu berlanjut pada pembentukan Batalyon Infanteri 3 Mei di dalam tubuh TNI. Setelah dikirim menumpas Republik Maluku Selatan, batalyon itu dipindahkan ke Jawa Barat lalu dinomori sebagai Batalyon 324.


Semasa di TNI, Bolang berpangkat kapten dan menjadi Kepala Staf Batalyon 3 Mei. Ketika pecah Permesta pada 1958, Bolang yang sepuh dan berpengalaman kemudian diajak ikut dalam pasukan Permesta.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page