top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Sukarno Mengunjungi Bali

Sukarno bertemu dengan pemuka Bali dan panglima Jepang yang mendukung Indonesia merdeka.

24 Jun 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Sukarno menerima patung kecil dari pemuda Bali mantan pejuang kemerdekaan di Istana, 25 Desember 1951. (ANRI).

PADA suatu hari, Sukarno meminta Soeharto, dokter pribadinya, untuk bersiap karena sewaktu-waktu akan mengajaknya ke Bali. Jadwal penerbangannya belum ditentukan karena harus memilih waktu yang tepat untuk menghindari sergapan pesawat terbang Sekutu.


Ketika waktu keberangkatan ditetapkan, ternyata Sukarno didampingi Mohammad Hatta dan Ahmad Subardjo. Laksamana Tadashi Maeda, kepala Kaigun Bukanfu atau kantor penghubung Angkatan Laut Jepang di Jakarta, mengantarkan mereka sampai tangga pesawat.


“Maksud perjalanan ke Bali itu untuk menemui Laksamana Yaichiro Shibata, Panglima Kaigun (Angkatan Laut) Jepang yang membawahi Nusantara, kecuali Sumatra dan Jawa,” kata Soeharto dalam memoarnya, Saksi Sejarah.


Shibata sebenarnya bermarkas di Ujung Pandang. Karena kota itu menjadi sasaran pengeboman pesawat Sekutu, untuk sementara dia bermarkas di Singaraja.


Penerbangan ke Denpasar tidak mengalami gangguan. Setiba di sana, mereka naik mobil menuju penginapan di Kintamani.


Sejarawan Geoffrey Robinson dalam Sisi Gelap Pulau Dewata: Sejarah Kekerasan Politik menyebutkan, pada pengujung Juni 1945, Sukarno, pemimpin kaum pejuang Republik Indonesia yang kelak menjadi presiden, diundang ke Bali untuk menghadiri rapat umum dan bertemu para pemimpin Bali.


“Sukarno mengunjungi Singaraja pada 24 dan 25 Juni 1945,” tulis Robinson. “Dalam catatan hariannya, raja Buleleng hanya merekam detail kunjungan ini.”


Sukarno diterima di kantor Karesidenan oleh tokoh-tokoh penting Jepang dan para pemuka Bali pada 24 Juni 1945.


Keesokan harinya, 25 Juni 1945 pukul 2.30 sore, Sukarno menghadiri pertemuan para pemuka Bali di gedung Sjukai (Dewan Karesidenan) di Singaraja. Pukul 5 sore, dia menyampaikan amanat dalam rapat umum di lapangan depan kantor polisi, dan malamnya bergabung dengan tamu-tamu terhormat menonton pertunjukan tari Bali.


“Sayangnya, raja [Buleleng] tidak mengatakan apa pun tentang isi pidato publik Sukarno,” tulis Robinson.

Kiri-kanan: Tadashi Maeda, Ahmad Subardjo, dan Yaichiro Shibata. (Perpusnas RI).
Kiri-kanan: Tadashi Maeda, Ahmad Subardjo, dan Yaichiro Shibata. (Perpusnas RI).

Soeharto menyebut bahwa maksud Sukarno ke Bali adalah bertemu Shibata. Pembicaraan mereka berlangsung di kediaman Shibata di Singaraja. Pembicaraan berlangsung beberapa kali dan Sukarno selalu didampingi Hatta dan Subardjo.


Subardjo memberi tahu Soeharto bahwa Shibata bersimpati pada perjuangan mewujudkan Indonesia merdeka, dan akan memberikan segala bantuan yang mungkin dapat dia berikan.


“Janji itu betul-betul dipenuhinya,” kata Soeharto. “Beberapa hari setelah Proklamasi kemerdekaan, Shibata yang pada waktu itu berada di Surabaya, menyerahkan banyak senjata kepada pemuda-pemuda kita.”


Setelah selesai urusan dengan Shibata, Sukarno mengunjungi sebuah pura, tempat ayahnya, R. Soekemi Sosrodihardjo, bertemu pertama kali dengan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai pada 1890-an.


Sebagai pencinta seni, Sukarno kemudian mengunjungi rumah-rumah seniman di antaranya pelukis Jerman Walter Spies, yang terletak di sebuah lembah di tepi jalan yang menuju ke pesanggrahan Kintamani.


“Di rumah seniman itu pulalah saya baru tahu bahwa Pak Bardjo pun seorang seniman,” kata Soeharto. “Dia memainkan biola milik Walter Spies dan memperdengarkan sebuah serenade yang amat disenangi Bung Karno.”*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page