top of page



Main Bola Bukan untuk Pamer Paha
Mulai populer di era 1980-an, sepakbola putri terus menuai penentangan. Alhasil, kini mengalami kemunduran.


Darah Daging Fasisme Italia Menggebrak Eropa
Roma bikin heboh menjungkalkan Barca. Ibarat de javu lantaran Roma awalnya dilahirkan sebagai pendobrak hegemoni langganan juara.


Sepakbola Kaum Hawa Merentang Masa
Kaum putri juga ingin bisa berprestasi di lapangan hijau. Sayang, acap dipandang sebelah mata.


Kegebet Cinta di Hotel Atlet
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Atlet berjodoh tak jauh dari lingkungannya.


Diusir di Pengujung Karier
Meski semua pesepakbola berharap tutup karier dengan manis, lima legenda ini justru mendapat kenyataan sebaliknya.


Konflik Valentino Rossi, Dulu dan Kini
Valentino Rossi melegenda bukan hanya karena gelar juara. Insiden dan perkara di luar arena juga mengiringinya.


Berguru Tenis Meja hingga ke Korea Utara
Prestasi Rossy dalam tenis meja tidak instan. Digembleng sampai Korea Utara.


Rasis Tak Kunjung Habis
Bak kanker kronis, rasisme tetap tumbuh di lapangan hijau. Mencoreng keindahan sepakbola.


Malaysia Sengaja Curangi Indonesia di Tenis Meja
Tak ingin Indonesia mendominasi, Negeri Jiran menempuh jalan curang. Terbongkar oleh salah satu wasitnya.


Para Bintang yang Disanjung Standing Ovation
Mendapat standing ovation dari fans Juve, Ronaldo melanjutkan “estafet” bintang-bintang terdahulu.


Korban Kecurangan Negeri Jiran
Tuan rumah Malaysia curangi Indonesia di final tunggal putri tenis meja SEA Games 1989. Rossy jadi korban.


Tenis Meja Adalah Segalanya
Tak hanya berhasil menggapai cita-cita menjadi atlet tenis meja, Rossy mengharumkan nama bangsa lewat tenis meja dan mendapatkan banyak hal darinya.


Rossy Sang Srikandi
Tenis meja Indonesia pernah mengecap masa kejayaan di awal 1990-an. Rossy menjadi salah satu pengukirnya.


Mesin Uang Bernama Beckham
Pele, Maradona, Ronaldo hingga Messi jago dalam prestasi. Dalam hal pesona dan brand, Beckham belum tertandingi.


All England dari Masa ke Masa
Meski prestisius dan tertua plus selalu melahirkan bintang, All England acapkali disebut-sebut kejuaraan dunia “bayangan”.

Ads
Ads
Ads
bottom of page












