top of page

Hasil pencarian

9598 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Dokter Soebandrio Digebuk Jepang

    DI masa pendudukan Jepang, para siswa negeri jajahan di tiap institusi pendidikan wajib digunduli kepalanya. Cukur gundul ini berlaku untuk semua jenjang, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam tradisi Jepang, kepala gundul bagi murid laki-laki mencerminkan kedisiplinan, kerapian, dan kekuatan ala prajurit militer. Untuk itu, tentara Jepang kerap dilibatkan untuk menertibkan para murid supaya dicukur gundul tanpa perlawanan. Namun, bagi kebanyakan orang Indonesia, kepala adalah bagian tubuh yang sakral. Pantang untuk disentuh sembarangan apalagi secara paksa. Selain itu, praktik cukur gundul –dan latihan kemiliteran– di sekolah-sekolah dianggap sebagai bentuk upaya Jepang menanamkan benih fasisme di wilayah jajahannya, termasuk Indonesia. Tak ayal kebijakan cukur gundul ini kerap diprotes murid-murid sekolah, khususnya mereka yang berpikiran maju dan anti-fasisme. Itulah yang terjadi di Ikkai Dai Gakku (Sekolah Tinggi Kedokteran) Jakarta pada 1942. Menurut buku Sedjarah Pedjuangan Pemuda Indonesia , dalam suatu masa perpeloncoan, serdadu Jepang dengan paksa menggunduli calon-calon mahasiswa. Karena tindakan ini dirasakan sangat menghina, mereka membangkang dengan melawan aksi penggundulan. Namun, serdadu Jepang terus memaksa melakukan tindakannya. Hal ini meingkatkan kemarahan para mahasiswa hingga menimbulkan unjuk rasa. Kadang terjadi bentrokan antara mahasiswa yang hanya bersenjatakan buku mengnhadapi serdadu Jepang bersenjatakan bedil dan pedang katana. “Dalam suatu peristiwa pergundulan, di Boxlaan mahasiswa Soebandrio dan beberapa temannya mendapat pukulan keras dari Jepang,” sebut Panitia Penyusun Biro Pemuda Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Sedjarah Pedjuangan Pemuda Indonesia. Soehario Padmowirio alias Hario Kecik menyebut, Soebandrio telah menjadi dokter saat insiden menentang praktik cukur gundul terjadi. Dengan kata lain, Soebandrio adalah alumni Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta. Hario Kecik sendiri masih berstatus mahasiswa kedokteran. Ia turut terlibat menentang aksi penggundulan rekan-rekannya. Kelompok mahasiswa asal Sumatra yang fasih berbahasa Indonesia juga vokal dalam menyuarakan protes kepada Jepang. Tersulutlah agitasi bahwa penggundulan itu merupakan penghinaan besar terhadap martabat anak bangsa. Namun, orasi Soebandrio menarik perhatian Hario Kecik. Mereka kebetulan sama-sama berasal dari Jawa Timur. “Dalam kesempatan itu, Soebandrio yang telah lulus sempat menjadi dokter pada waktu Jepang masuk dan Belanda menyerah kepada Jepang. Bersama istrinya Hurustiati yang juga seorang dokter, berpidato menggebu-gebu untuk melawan penggundulan. Suami-istri itu berbicara dalam bahasa Indonesia berlogat Jawa Timur campur bahasa Belanda,” kenang Hario Kecik dalam Pemikiran Militer 2: Sepanjang Masa Bangsa Indonesia . Aksi Soebandrio ternyata berakibat fatal. Ia harus berurusan dengan Kempetai , polisi rahasia Kekaisaran Jepang yang terkenal kejam. Setelah ditangkap, Soebandrio diinterogasi dan sempat ditahan beberapa minggu. Soebadio Sastrosatomo dalam biografinya yang ditulis Rosihan Anwar, Soebadio Sastrosatomo: Pengemban Misi Politik, merekam perlakuan yang dialami oleh Soebandrio. “Soebandrio dengan tiada alasan dipukul sampai jatuh kemudian ditendang mukanya oleh seorang serdadu Jepang,” catat Rosihan. Soebadio sendiri saat itu berstatus mahasiswa kedokteran dan terhitung juniornya Soebandrio. Setelah kejadian itu, Hario Kecik mengenang, Soebandrio bersama istrinya, Hurustiati, menghilang dari lingkungan sekolah tinggi kedokteran di Salemba, Jakarta. Baik Soebadio maupun Hario Kecik kemudian meninggalkan sekolah kedokteran. Soebadio kemudian dikenal sebagai politisi Partai Sosialis Indonesia (PSI) sedangkan Hario Kecik menjadi tentara. Ia menjadi panglima Kodam IX Mulawarman di Kalimantan Timur periode 1959—1965. Pangkat terakhirnya mayor jenderal. “Soebandrio dan istrinya menghilang, hanya baru muncul sesudah penyerahan kedaulatan,” kata Hario. Sempat berseteru dengan Jepang hingga dikeluarkan dari tempat kerjanya, Soebandrio membuka poliklinik partikelir di Semarang. Setelah Perang Kemerdekaan, Soebandrio terjun ke kancah politik dan kariernya terus menanjak hingga ia lepaskan profesi kedokterannya. “Sesudah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, ia terjun dalam lapangan politik dan turut aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Setelah Semarang diduduki oleh tantara Belanda ia pindah ke Surakarta dan masuk di Kementerian Penerangan di Jakarta,” demikian terang Kami Perkenalkan .*

  • Hindia Belanda dalam Kacamata Sastra

    PEMBAHASAN tentang Hindia Belanda seringkali dikaitkan dengan sejarah kolonialisme Belanda di Nusantara. Sebutan ini juga digunakan untuk merujuk pada kehidupan masyarakat Indonesia di masa pra-kemerdekaan. Dalam kacamata politik maupun militer, Hindia Belanda menjadi bukti bagaimana sebuah negara mengatur dan mengeksploitasi bangsa lain. Di sisi lain, Hindia Belanda menjadi melting pot , tempat perpaduan berbagai budaya yang membentuk identitas baru. Hal ini terlihat dalam sastra Hindia Belanda yang tumbuh sejak abad ke-19.

  • Giuseppe Garibaldi Menjelajah Segara

    SETELAH belum lama ini mendatangkan kapal fregat terbesar di Asia Tenggara, KRI Brawijaya-302 (6.270 ton), Indonesia berencana kembali memboyong kapal perang demi memperkuat kekuatan maritimnya. Tak tanggung-tanggung, yang sudah masuk keranjang belanja adalah kapal induk Giuseppe Garibaldi (14.000 ton) dari Italia.

  • Dhalia dan Orang-orang Baru dari Banten

    SEBAGIAN besar orang tentu sudah tidak asing dengan novel Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Sekali Peristiwa di Banten Selatan . Novel yang diterbitkan oleh Jawatan Penempatan Tenaga Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga pada 1958 itu merupakan hasil reportase dan wawancara singkat Pramoedya ketika mengunjungi wilayah Banten Selatan yang subur tetapi miskin di tahun 1957.

  • Jalan Panjang Memulangkan Fosil “Manusia Jawa”

    SETELAH lebih dari satu abad berdiam di Belanda, fosil Pithecanthropus erectus / Homo erectus temuan perwira KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) cum penjelajah Eugène Dubois bakal dipulangkan ke Indonesia. Fosil yang acap dijuluki “Manusia Jawa” itu diserahkan bersamaan dengan sekira 28 ribu items fosil koleksi Dubois lainnya.

  • Seksualitas di Atas Geladak Kapal VOC

    LEENDERT Hasenbosch masih 14 tahun ketika ayahnya, Johannes Hasenbosch, berlayar ke Batavia bersama ketiga saudara perempuannya: Cornelia, Ursula, dan Maria Elizabeth, sekitar tahun 1708. Hasenbosch tua ingin memulai kehidupan baru setelah kematian istinya, Maria. Ketika menginjak usia 18 tahun, Hasenbosch menjadi serdadu Vereenidge Oost Indische Compagnie (VOC) dan naik kapal Korssloot  menuju Batavia.

  • John Mulholland, Pesulap Pertama CIA

    PADA 29 Juni 1953, John Mulholland menulis surat pemberitahuan kepada para pelanggan majalah Sphinx , majalah sulap tertua dan paling bergengsi di Amerika Serikat. Isinya singkat: per 1 Juni 1953 majalah Sphinx  akan ditutup, dengan alasan kesehatan dirinya.

  • Ritual Seksualitas dalam Tradisi di Indonesia

    SEKSUALITAS menjadi bagian dari setiap fase kehidupan manusia. Di sejumlah daerah di Indonesia, ada proses inisiasi bagi remaja lelaki maupun perempuan sebelum memasuki jenjang perkawinan. Ini menjadi bagian dari proses pendewasaan diri, yang punya makna religi atau berkaitan dengan dunia gaib.

  • Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

    SUMATERA Barat kembali mendapat kehormatan tahun ini. Dari 10 tokoh yang dianugerahi pahlawan nasional usai upacara Hari Pahlawan pada Senin (10/11/2025), satu di antaranya adalah Hj. Rahmah El Yunusiyah, tokoh pelopor pendidikan Islam untuk kaum perempuan.

  • Sel, Etik, dan Sains dalam Kasus Henrietta Lacks

    MARY Kubicek, teknisi laboratorium Rumah Sakit John Hopkins pada 1951, tak pernah melihat jenazah dari dekat hingga ia mendapat tugas membantu seorang dokter melakukan otopsi. Untuk mengatasi kegelisahannya, Mary menghindari tatapan mata kosong jenazah perempuan di hadapannya dan mengalihkan pandangan ke organ tubuh lain. Pandangannya terantuk pada kuku jari kaki perempuan dengan cat kuku merah menyala.

  • Mengayuh Sejarah Becak

    SEJARAH tak pernah bisa membunuh becak. Dari zaman Belanda hingga pemerintah Orde Baru, upaya menghapus becak tak pernah berhasil. Becak masih saja terlihat, bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta –sekalipun harus melaju di gang-gang sempit dengan risiko kena razia. Para abang tukang becak harus bertahan hidup dan mencari nafkah demi istri dan anak di rumah.

  • Cape Verde, Si Hiu Biru yang Menggebrak Sejarah Piala Dunia

    SUASANA Praia, ibukota Cape Verde di Pulau Santiago yang lazimnya tenang dan ritme kehidupan masyarakatnya begitu santai mendadak pecah dalam euforia pada 13 September 2025. Sekolah-sekolah dan perkantoran diliburkan seolah ada hari libur nasional karena segenap manusianya turun ke jalan. Mereka merayakan kebahagiaan tim nasionalnya ke Piala Dunia 2026.

bottom of page