top of page

Hasil pencarian

9593 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

    LUKISAN penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh jadi simbol perlawanan bangsa Indonesia atas kolonialisme Belanda. Seperti diketahui, Perang Jawa yang dinyalakan Diponegoro antara 1825–1830, menyebabkan kerugian besar bagi Belanda. Kas pemerintah kolonial habis terkuras. Begitu pula tentaranya banyak berguguran di tangan pasukan Diponegoro. Hanya lewat tipu muslihat, Belanda akhirnya berhasil menangkap Diponegoro sekaligus mengakhiri Perang Jawa. Tidak hanya berkecamuk di Jawa, perlawanan Diponegoro turut mengguncang kekuasaan Belanda di daratan Eropa. Konsentrasi yang tercurah sepenuhnya terhadap Perang Jawa memicu revolusi di salah satu koloni Belanda, yaitu Belgia. Revolusi Belgia berujung pada kemerdekaan Belgia tanggal 4 Oktober 1830 sekaligus memisahkan diri dari Kerajaan Belanda. “Perang Diponegoro ternyata sangat berkaitan sekali dengan negara Belgia. Pada 1825 sampai 1830, fokus Belanda tercurah kepada Perang Diponegoro, termasuk keuangan, logistik, dan lain-lain. Akibatnya, negara jajahan Belanda seperti Belgia tidak terperhatikan sehingga terjadi revolusi Belgia. Dan akhirnya Belgia bisa merdeka dari Belanda,” terang Suryagung, arsiparis sekaligus ketua tim pameran dan diorama ANRI, ketika memandu Historia.ID  dalam pameran arsip 75 tahun hubungan Indonesia dan Belgia di Gedung ANRI di Jl. Gadjah Mada, Jakarta Barat, (9/12). Arsip Perang Jawa yang berkaitan dengan Belgia dalam pameran arsip  “Belgia dan Indonesia: Arsip Persahabatan”. (Faraya Maulida/Historia.ID). Dalam pameran arsip bertajuk “Belgia dan Indonesia: Arsip Persahabatan” itu, lukisan penangkapan Diponegoro menjadi wahana pembuka untuk memaknai hubungan historis Indonesia-Belgia. Selain itu, tersua beberapa arsip, antara lain Arsip Diponegoro: Yogyakarata Residency , No. 214, tentang maklumat perang pemerintah kolonial Belanda terhadap Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi. Arsip tersebut juga menyatakan rasa frustrasi pemerintah kolonial untuk meringkus kedua pangeran Jawa tersebut. Satu arsip lagi menyangkut pelukis Raden Saleh dalam Algeemene Secretarie MGS , No. 4551. Arsip ini memuat surat keputusan bertanggal 24 Juni 1859, No. 49, yang menetapkan penugasan Raden Saleh sebagai pelukis kerajaan untuk menyelesaikan dan memperbaiki koleksi potret Gubernur Jenderal di Istana Buitenzorg (Bogor), sekaligus menetapkan pembayaran honorariumnya. Fakta menarik tentang Raden Saleh bahwa gurunya adalah pelukis terkemuka kebangsaan Belgia. “Raden Saleh sendiri belajar melukis secara formal kepada pelukis Belgia Antoine Auguste Joseph Payen. Sebagai salah satu pelukis Indonesia terbesar, ternyata Raden Saleh belajarnya sama pelukis Belgia. Orang Belgia sangat bangga sekali dengan fakta itu,” tutur Suryagung. Lukisan Antoine Auguste Joseph Payen karya Raden Saleh (1847). (Katalog pameran arsip 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Belgia). Selain Payen, Raden Saleh juga terinspirasi oleh karya seni Belgia yang dipamerakan di berbagai kota Eropa antara 1842 hingga 1844. Karya-karya maestro seni Belgia turut memberikan pengaruh mendalam terhadap gaya artistik dan proses kreatif Raden Saleh. Namun, koneksi Indonesia-Belgia tak berhenti di Raden Saleh. Pada 1855, Belgia telah membuka konsulat yang pertama di Batavia. Seturut catatan Regeering Almanak voor Nederlandsh-Indie 1898, Belgia kemudian membentuk lagi kantor konsulat di Semarang, Surabaya, Padang, dan Makassar. Menjelang berakhirnya masa kolonial Hindia Belanda, Arsip Konsulat Jenderal Belgia 1938–1940 menunjukkan keberadaan sebuah konsulat Belgia di Medan. Berdirinya konsulat Belgia di sejumlah kota membuktikan kepentingan ekonomi Belgia maupun komunitas Belgia sudah eksis di Hindia Belanda. Ketika Indonesia merdeka, Belanda kembali datang untuk menjajah kembali. Di masa perang mempertahankan kemerdekaan, Indonesia juga menjalankan perjuangan secara diplomatik. Belgia pun hadir di sela-sela perjuangan diplomasi Indonesia. Dalam Komisi Tiga Negara (KTN), Belgia mewakili Belanda, Australia mewakili Indonesia, sedangkan Indonesia dan Belanda menunjuk Amerika Serikat sebagai mediator. Komite ini bertujuan untuk menghentikan permusuhan dan memfasilitasi perundingan damai antara Indonesia dengan Belanda pasca agresi militer Belanda pertama pada 1947. Hasil prakarsa KTN ini kemudian menghasilkan perundingan lanjutan yang dikenal sebagai Perundingan Renville pada awal 1948. “Belgia hanya mewakili Belanda dan itu tujuannya untuk perdamaian. Bukan semata-mata mendukung Belanda untuk tetap berkuasa di Indonesia. Mereka kan pernah dijajah Belanda juga,” beber Suryagung. Belgia termasuk salah satu negara Eropa paling awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Hubungan diplomatik dengan Belgia secara resmi terjalin pada 1949, ditandai dengan penunjukkan Ide Anak Agung Gde Agung sebagai duta besar Indonesia pertama untuk Belgia. Sementara itu, Belgia menunjuk Paul Vanderstichelen sebagai duta besar Belgia pertama untuk Indonesia. Presiden Soeharto menjadi presiden Indonesia pertama yang berkunjung ke Belgia pada 1972. Dilanjut dengan kunjungan balasan Raja Baudouin dan Ratu Febiola ke Indonesia pada 1974. Raja dan Ratu Belgia itu mendatangi sejumlah destinasi wisata Indonesia, mulai dari Kebun Raya Bogor, Candi Borobudur, hingga air terjun Sipiso-piso yang menghadap Danau Toba. “Raja Baudouin dan Ratu melakukan kunjungan ke Indonesia selama 13 hari. Betah juga ya mereka di sini,” ujar Suryagung berkelakar. Cuplikan komik Tintin di Bandara Kemayoran. Pencipta karakter Tintin, Hagen, merupakan komikus kebangsaan Belgia. (Faraya Maulida/Historia.ID). Hubungan diplomatik Indonesia dengan Belgia terus terjalin pada pemerintahan-pemerintahan selanjutnya. Presiden Abdurrahman Wahid, Joko Widodo, hingga Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Belgia. Pada 2008, Pangeran Philippe yang kini menjadi raja Belgia juga berkunjung ke Indonesia. Jalinan bilateral kedua negara meliputi berbagai bidang kerja sama: politik, ekonomi, hingga seni dan pengetahuan. Duta Besar Belgia untuk Indonesia Frank Felix mengakui kilas balik yang menarik mengenai hubungan mendalam dan abadi antara Indonesia dengan Belanda. “Dari masa pasca Perang Jawa, yang turut membentuk kondisi bagi revolusi dan kemerdekaan Belgia pada tahun 1830, hingga peran penting Belgia dalam Commitee of Good Offices  atau Komisi Tiga Negara, yang mendukung perjalanan Indonesia menuju kedaulatan. Sejarah bersama kita kaya dan beragam, dari kunjungan kenegaraan timbal balik pada 1970-an hingga puluhan kerja sama yang bermanfaat dalam bidang pendidikan, pembangunan, perdagangan, investasi, dan budaya,” kata Frank Felix dalam testimoninya untuk pameran 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Belgia. Pameran arsip “Belgia dan Indonesia: Arsip Persahabatan” berlangsung hingga Januari 2026.*

  • Varia Maskot Piala Dunia

    TERLEPAS dari tekanan dunia internasional dan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait potensi sanksi terhadap Israel, badan sepakbola dunia FIFA meluncurkan trio maskot untuk meramaikan Piala Dunia 2026. Ketiga maskot mewakili tiga negara tuan rumah: Maple (Kanada), Zayu (Meksiko), dan Clutch (Amerika Serikat).

  • Lintasan Zaman Hubungan Timor-Leste dan ASEAN

    SEJARAH baru tercipta di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025). Setelah melalui proses panjang dan melelahkan selama lebih dari dua dekade, Timor-Leste akhirnya resmi jadi anggota ke-11 ASEAN. Laman resmi ASEAN mengungkapkan Minggu (26/10/2025), peresmian Timor Leste masuk jadi anggota keluarga besar asosiasi negara-negara Asia Tenggara itu jadi agenda utama pembukaan KTT ASEAN ke-47. Timor-Leste disahkan jadi anggota ASEAN melalui penandatanganan deklarasi The Admission of the Democratic Republic of Timor-Leste into ASEAN oleh Perdana Menteri (PM) Timor-Leste Xanana Gusmão beserta pemimpin negara-negara ASEAN, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto.

  • Terganggu Tugu Tani

    MUHAMMAD Al-Khaththath, sekretaris jenderal Forum Umat Islam (FUI), meminta Tugu Tani di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, dirobohkan karena dia anggap sebagai patung warisan komunis. Tuntutan itu disampaikan dalam dialog “Lawan Komunis Gaya Baru” yang diselenggarakan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) di Jakarta, Rabu (25/5/2016). Pernyataan Al-Khaththath dapat dilihat di akun youtube Jakartanicus berjudul “ Usulan Merobohkan Tugu Tani .”

  • Aktivis Mahasiswa Masuk Nirbaya

    AKSI unjuk rasa yang berujung kerusuhan pada 15 Januari 1974 bikin Jakarta porak-poranda. Beberapa sudut kota dilalap api mengakibatkan kekacauan lalu lintas, kerusakan fasilitas, hingga penjarahan toko-toko. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama kerusuhan Malari (Malapetaka 15 Januari).

  • Makna Patung Bung Karno di Aljazair

    SEBUAH taman apik dengan patung artistik ditengahnya berdiri di salah satu bundaran teramai di Alger, Aljazair. Dua aspek yang saling berpadu dengan serasiitu merupakan gambaranMonument de Soekarno yang rencananya akan diresmikan 18 Juli 2020. Patungnya berbentuk sosok Bung Karno setengah dada sedang berpidato dengan gaya khas tangan menunjuk ke atas. Sosok founding father itu dipilih karena dianggap paling pas sebagai jembatan persahabatan Indonesia dan Aljazair yang terpisah jarak sekira 12 ribu kilometer.

  • Riwayat Lahirnya Milisi Tionghoa Pao An Tui

    MALAM terasa semakin mencekam bagi penduduk Tionghoa di Tangerang dan sekitarnya. Saat itu Mei 1946, hari-hari di kala revolusi berkobar di Indonesia, ada desas-desus beredar: Laskar Rakyat akan membumihanguskan Tangerang yang dikenal sebagai buffer zone  vital dan strategis penghubung dengan Jakarta dan wilayah lain di bagian Barat. Tak mengherankan bila Belanda maupun pihak Indonesia, berupaya keras menguasai daerah itu.

  • Raja yang Dibuang ke Cianjur

    MAKAM tua itu terpuruk dimakan usia. Di atasnya, sekumpulan batu kali tersusun rapi, membentuk ruas persegi panjang 1,5 x 2 meter persegi. Dari sesela bebatuan, rerumputan liar tumbuh subur, seolah menjadi pelindung makam dari sengatan matahari. Tak ada yang tahu persis siapa yang bersemayam di makam yang terletak di Kampung Salagedang, Cianjur.

  • Penyergapan di Bogor Selatan

    SEUSAI kekalahan Jepang, situasi Jakarta dan sekitarnya kacau. Sebagai petugas Australian War Crimes Detachment yang menyelidiki kejahatan perang Jepang, Frederick George Birchall yang berpangkat squadron leader  (sepadan dengan mayor) tahu bahaya bisa datang kapan saja. Dia sudah mempersiapkan diri.

  • Papa T. Bob dan Lagu Anak

    SIAPA tak kenal Joshua Suherman? Sosoknya sesekali hadir di layar kaca, menghiasi acara-acara sinetron. Kini, dia sudah dewasa. Jika melihatnya, kita seolah kehilangan sosok Joshua cilik yang kenes dan menggemaskan dengan suara polosnya: “ Diobok-obok airnya diobok-obok/ ada ikannya kecil-kecil pada mabok ...”

  • Orang Semarang Melawan Jepang

    BERITA Proklamasi kemerdekaan Indonesia menyulut euforia para pemuda di Semarang, Jawa Tengah. Mereka segera menguasai instalasi-instalasi sipil. Mr. Wongsonegoro, residen Semarang yang kemudian ditunjuk sebagai gubernur Jawa Tengah, berupaya menjembatani tuntutan pemuda dan Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk melucuti senjata tentara Jepang.

  • Kisah Gerilyawan dari Korea

    PAGI baru saja menyeruak di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut, Jawa Barat. Hawa sejuknya bersanding dengan kehangatan cahaya matahari yang menyentuh bentangan rerumputan dan pohon-pohon hijau. Di sebuah sudut, seorang perempuan muda berwajah oriental terpaku di hadapan makam bernisan kelabu yang bertuliskan: Komaruddin/Yang Chil Sung.

bottom of page