top of page

Hasil pencarian

9602 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Thilly Weissenborn, Eksotisme Tanpa Erotisme

    DUA perempuan Bali berdiri menatap kamera. Mereka bertelanjang dada; yang satu memegang bejana di atas kepala, satunya lagi berkerudung kain batik. Pose gadis itu dan tubuhnya yang telanjang jauh dari kesan erotis. Foto yang dipotret sekitar 1922 itu merupakan salah satu karya dari Margarethe Mathilde Weissenborn.

  • Benny Moerdani Tak Ada Matinya

    SAAT akan diangkat menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pangab) di awal tahun 1983, publik sempat bertanya-tanya. Siapa ini Benny? Maklum, Benny yang berlatar perwira Baret Merah (Kopassus) ini selalu bergerak dalam senyap. Setelah pangkat mayor dilaluinya sebagian besar tugasnya lebih banyak di bidang intelijen. Dia pernah bertugas di Seoul, Korea Selatan, pada awal 1970-an, dalam rangka merintis hubungan diplomatik RI dan Korea Selatan. Sebagai perwira intelijen, wajar bila Benny kurang dikenal publik.

  • Pram, Becak, Aib Negara

    “Saya mengumpulkan materi tentang Tirto Adhi Soerjo sejak 1961. Materi dari koran dan majalah dari Museum Gajah. Waktu itu pimpinan perpustakaan Zus Tjoa. Terakhir saya pinjam satu becak, saya bawa pulang. Sebagaimana terbesar, hampir seluruhnya telah saya kembalikan”

  • Bangkitlah Kaum Ulama

    SEJUMLAH orang berkumpul di rumah KH Abdul Wahab Chasbullah di Kampung Kertopaten, Surabaya. KH Hasjim Asy’ari, pendiri pesantren Tebuireng dan kiai yang sangat dihormati di Jawa, memimpin pertemuan. Mereka membahas perkembangan Islam, menyusul naiknya Abdul Aziz Ibnu Saud yang berfaham Wahabi sebagai penguasa baru Hijaz (Saudi Arabia).

  • Ujung Jalur Rempah dan Festival Bahari Pasaia

    BANYAK orang membayangkan wujud kekayaan yang luar biasa di ujung barat Jalur Rempah. Bayangan tersebut tidaklah salah, namun ada hal lain, yang tidak kalah menariknya, yaitu kebudayaan bahari, yang lebih berbicara kepada orang biasa, bukan raja/ratu, bangsawan, pejabat, atau pengusaha besar yang menguasai bisnis perdagangan jarak jauh.

  • Sugar Technology from China

    IN pursuit of a better life, a carpenter left Banten, which was at war with the Dutch East India Company (VOC). Batavia, under VOC rule, offered more promise. He quickly became involved in the construction of the city of Batavia. Thanks to his good relationship with the VOC, he enjoyed many advantages in his various ventures. One of these was the cultivation of sugar cane and the establishment of a sugar factory.

  • Teknologi Gula dari Tiongkok

    DEMI kehidupan yang lebih baik, seorang tukang kayu meninggalkan Banten yang tengah berperang dengan Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC). Batavia, wilayah kekuasaan VOC, lebih menjanjikan. Dengan segera dia terlibat dalam pekerjaan pembangunan kota Batavia. Berkat hubungan baiknya dengan VOC, dia memperoleh kemudahan dalam berbagai usaha. Salah satunya penanaman tebu dan pendirian pabrik gula.

  • Trotskis yang Masuk Golkar

    ORANG-orang kiri mengalami kepedihan selepas peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965. Dibunuh. Diperkusi. Ditahan atau dibuang ke Pulau Buru. Namun, ada segelintir yang selamat dan tetap berkiprah di dunia politik selama Orde Baru. Salah satunya Sahamad Sudjono mantan anggota Komite Pusat Partai Angkatan Comunis Muda (Acoma).

  • Islam dan Adat dalam Musapat

    AMIN berusia sekira 30 tahun. Walaupun tubuhnya tegap dan kekar, namun terkesan baik hati. Dia mengerti dan dapat berbicara bahasa Melayu, yang berarti pernah bersekolah. Sepulang dari kebun kelapanya, dia memergoki istrinya dengan seorang lelaki dari kampung lain. Dia pun menghabisi mereka dengan golok.

  • “Hukum Pidana Islam Tak Benar-benar Diterapkan”

    PENERAPAN hukum syariat Islam masih bergema. Ada banyak alasan dilontarkan. Salah satunya hukum Islam pernah diterapkan di masa kesultanan.   “Kesultanan Islam di Nusantara tak pernah menerapkan hukum syariat 100 persen,” ujar Ayang Utriza Yakin, dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Menurutnya, hukum adat ikut dipertimbangkan penguasa Islam di Nusantara pada berabad lalu.

  • Menyulam Syariat Islam

    KUTARAJA, 20 Juni 1948. Dipimpin Teungku Daud Beureueh, yang diangkat Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Sukarno bertatap muka dengan para ulama di pendopo Residen Aceh. Sukarno mengunjungi Aceh untuk menggalang dana perjuangan. Ketika para ulama meminta presiden dan pemerintah pusat lebih memperhatikan kepentingan Islam, Sukarno berjanji memberikan kebebasan kepada rakyat Aceh untuk menjalankan syariat Islam asalkan rakyat Aceh berjuang mempertahankan kemerdekaan.

  • Dutch Tiger's Security Services in Jakarta

    THE end of World War II meant that Pieter Meulenbroek, known as Piet, was no longer serving in the Navy. In 1945, he was demobilized in Batavia (now Jakarta). This situation meant that the 42-year-old man had to rack his brains to make a living.

bottom of page