top of page

Sejarah Indonesia

Kisah Chicken Kiev Untuk Jenderal Moersjid

Kisah Chicken Kiev untuk Jenderal Moersjid

Menu istimewa kesukaan sang jenderal ini tidak pernah disajikan lagi oleh sang istri. Terselip peristiwa pahit.

9 Desember 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Mayor Jenderal TNI Moersjid dan istrinya, Siti Rachma saat bertugas di Manila sebagai duta besar, Agustus 1967. (Dok. Keluarga Moersjid).

Setelah menandatangani surat penahanan yang diwarnai insiden “pulpen terbang”, Mayor Jenderal Moersjid bergegas meninggalkan Markas Besar Angkatan Darat. Sebelum berangkat ke rumah tahanan, Moersjid meminta izin Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Umar Wirahadukusumah –perwira yang menyodorkan surat penahanan– untuk pulang ke rumah. Tujuan kepulangan itu hanya sekedar ambil pakaian dan pamitan dengan keluarga.   


Hari itu, 8 Desember 1969. Aktivitas di kediaman Moersjid justru sedang menyambut hari sukacita. Dua hari lagi adalah hari ulang tahun Moersjid.  


“Saat itu Ibu sedang mempersiapkan masakan untuk tanggal 10,” kata Siddharta, putra ke-4 Moersjid, kepada Historia.id.



Aneka masakan untuk hari raya keluarga itu disiapkan oleh Siti Rachma, sang nyonya rumah. Salah satu menu istimewa untuk hajatan tersebut adalah Chicken Kiev. Secara sederhana ia sama seperti ayam goreng mentega. Namun, mentega yang mengisi bagian dalamnya menggunakan mentega dingin yang sudah diramu bumbu rempah. Menu ini disebut pula “daging potong ala Kiev”. Entah sejak kapan Moersjid doyan makanan khas Eropa Timur ini.


“Mungkin belajar saat di Manila (ketika menjadi duta besar RI untuk Filipina). Atau ayah pernah coba waktu pergi ke Rusia,” sambung Siddharta. Kudapan lain yang disiapkan Siti Rachma adalah kue lapis legit yang dimasak dengan arang.  


Setiba di rumah, Moersjid tidak menghabiskan waktu lama. Sebentar dia bercengkrama dengan Siti Racmah di dalam kamar, menjelaskan apa yang terjadi. Begitu keluar dari kamar, Moersjid sudah menenteng sekoper pakaian. Makanan lezat yang sedang disiapkan di rumah itu mendadak berubah rasa menjadi asin. Bukan karena terlalu banyak garam tapi ia “asin” oleh sebab air mata Siti Rachma yang menitik kala melepas kepergian Moersjid.    

 


Moersjid beranjak meninggalkan rumahnya di bilangan Senayan menuju Rumah Tahanan Militer Boedi Oetomo. Tanpa pengawal, ia hanya ditemani seorang pengemudi sipil. Sebelum menyerahkan diri, Moersjid singgah sebentar ke Markas Corps Polisi Militer. Sepucuk revolver miliknya dia serahkan terlebih dahulu. Begitulah tutur Siddharta, ayahnya “cek in” sendiri ke rumah tahanan.


Pada 10 Desember, hari yang ditunggu tiba. Moersjid resmi menjadi penguni rumah tahanan. Hari yang seyogianya berbahagia itu berganti menjadi ratapan sekeluarga. Tidak ada pesta ulang tahun, acara tiup lilin, apalagi makanan enak-enak untuk disantap.


“Kami tidak jadi makan Chicken Kiev yang sedang disiapkan oleh Ibu. Padahal itu makanan kesenangan ayah. Sejak itu, Ibu tidak pernah mau lagi bikin Chicken Kiev, karena ada bad memory,” kenang Siddharta.


Empat tahun lamanya Moersjid ditahan tanpa diadili. Pada 1973, Moersjid dibebaskan sekaligus namanya direhabilitasi. Namun, sehari sesudah bebas, keluar keputusan Moersjid dipensiunkan dalam pangkat mayor jenderal pada usia 48 tahun.



Sepanjang hayatnya kemudian, tanda tanya terus menggelayut di benak Moersjid. Mengapa dirinya difitnah, dimasukkan penjara selama empat tahun tanpa diadili dan langsung dipensiunkan pada usia 48 tahun.


“Sampai kematian menjemput, dia tetap merasa difitnah, dituduh mendukung Bung Karno dan lain-lainnya lagi,” tulis Julius Pour dalam Kompas, 25 Agustus 2008.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page