- Hendri F. Isnaeni
- 6 Nov 2012
- 4 menit membaca
Diperbarui: 6 hari yang lalu
PAGI itu, Jumadi, 30 tahun, asyik menghitung uang di kiosnya di pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Sementara seorang perempuan paruh baya awas mengamati dagangan Jumadi. Matanya menyisir lapak, mencari sesuatu di tumpukan sayuran. “Bang, tempenya mana?” tanya perempuan itu. Jumadi berhenti menghitung lalu berkata, “hari ini udah gak ada, bu. Kemarin masih ada kiriman,” kata Jumadi.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.