top of page

Hasil pencarian

9602 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Hak Seorang Istri

    KELAHIRAN anak perempuan tak begitu diharapkan para ayah di Aceh. Pada masa Iskandar Muda berkuasa, jika seorang ayah meninggal dunia tanpa memiliki keturunan laki-laki, sultan menjadi pewaris harta kekayaannya.

  • Menteri Urusan Makanan

    SALAH satu masalah utama negara-negara yang baru merdeka dan masih dilanda perang adalah ketersediaan bahan makanan. Karena itu, saat ditunjuk untuk menyusun kabinet, Wakil Presiden Mohammad Hatta memasukkan nomenklatur Kementerian Persediaan Makanan Rakyat (PMR) yang dipimpin oleh Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono.

  • Misi Kemanusiaan Berubah Menjadi Peperangan

    TAK ada sambutan selamat datang ketika pasukan Inggris (Sekutu) mendarat di Tanjung Priok, Jakarta, pada 29 September 1945. Hanya beberapa anak-anak melambaikan tangan kepada serdadu India yang rata-rata tinggi besar dan berkulit gelap.

  • Soeharto Agen Revolusi Hijau, Mau Dijadikan Pahlawan Nasional? 

    USULAN memberikan gelar pahlawan bagi Soeharto, dilihat dari sisi mana pun, tak ada benarnya. Di samping capaian-capaian dalam ranah kemiliteran, ia digadang-gadang sebagai gelarnya sebagai Bapak Pembangunan. Gelar yang membuatnya layak dianggap sebagai pahlawan ini perlu kita telusuri lebih dalam. Ada dua elemen pembangunan pada masa Repelita I hingga IV yang dianggap menjadi keberhasilannya Soeharto, yaitu pengendalian populasi dan produksi pangan. Faktor kunci pada pengendalian populasi terletak pada program Keluarga Berencana dan institusi birokratiknya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sedangkan faktor kunci pada elemen kedua terletak pada Revolusi Hijau. Inilah yang akan saya uraikan di sini.

  • Gurkha Berkelit di Posisi Terjepit

    JAMAAH salat Jumat di Masjid Besar Semarang mendadak gaduh. Menjelang khotbah Jumat, mereka mendengar kabar gembira dari pengurus masjid bahwa Sukarno-Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekira pukul 10.00 di Jakarta. Usai Jumatan, kabar itu meluas ke seantero Semarang.

  • Hukum Sekehendak Sultan

    EMPAT abad lalu, di jalanan mudah ditemui orang Aceh yang hanya memiliki satu tangan dan satu kaki. Mangkuk menutupi dengkul. Tongkat bambu menopang badan ketika berjalan. Pemandangan itu disaksikan laksamana Belanda bernama Wybrand van Warwijck setelah kapal yang membawa rombongannya merapat di Aceh pada 1603. Katanya, bukan cuma rakyat biasa yang cacat. Bahkan, keponakan sultan tak lagi punya hidung, kuping, dan bibir atas.

  • Tentara India Memihak Indonesia

    SUATU hari, Ghulam Ali, serdadu India Muslim dari Brigade Infantri I Divisi India ke-23, dan kawan-kawannya berpatroli ke kampung-kampung. Mereka mendapati rumah-rumah penduduk yang kosong. Penghuninya mengungsi ke luar Jakarta. Seketika Ghulam Ali terharu begitu melihat tulisan bismillahirochmanirrohim di pintu rumah dan menemukan Al-Qur’an di dalam rumah-rumah penduduk. Belakangan, Ghulam Ali dan kawan-kawannya diberitahu orang-orang India Muslim yang telah lama tinggal di Indonesia bahwa sebagian besar penduduk Indonesia adalah Muslim.

  • Gurkha Datang, Menang Kemudian

    KAPAL HMS Waveney  merapat ke pelabuhan Surabaya pada 25 Oktober 1945, selepas matahari terbit. Brigadir Mallaby, pemimpin pasukan perintis Sekutu dari Brigade ke-49, berdiri di dek kapal bersama Kapten MacDonald. Mereka memeriksa keadaan pelabuhan secara sambil lalu.

  • Masa Silam Hukum Islam

    RIBUAN orang memadati jalanan masuk ke istana. Puluhan gajah sudah disiapkan. Seperti biasanya, pada hari Jumat, orang-orang mengantar Sultan Iskandar Muda pergi ke masjid untuk beribadah salat Jumat. Pada 1613, 200 ekor gajah bahkan dilibatkan dalam prosesi. Lebih dari 4.000 orang, diikuti para jamaah, kontes binatang, dan pertunjukan lainnya melengkapi iring-iringan sang raja yang hendak pergi ke masjid. Tapi itu pun belum apa-apa jika dibandingkan prosesi menjelang puasa Ramadan, saat perayaan Idul Fitri, atau lebaran Idul Adha.

  • Bertemu Gurkha Lagi di Konfrontasi

    SUATU pagi pada 28 September 1963. Kopral Tejbahadur Gurung, seorang tentara Gurkha Rifles 1/2, terkesiap mendengar informasi dari petugas patroli perbatasan tentang keberadaan pasukan Indonesia di Desa Long Jawai, sekira 80 km dari Borneo (Kalimantan Utara). Dia memerintahkan tiga petugas operator radio untuk meminta bantuan ke kantor pusat di Belaga, kota kecil di sepanjang Sungai Rejang, Sarawak.

  • Gurkha Tentara dari Bukit

    PASUKAN Gorkha bergerak cepat menuruni bukit, menuju pos polisi di Butawal, perbatasan India dan Nepal, pada malam 22 April 1814. Mereka melepas tembakan. 18 polisi tewas seketika. Pos polisi itu dibangun Kongsi Dagang India Timur Inggris (EIC) demi memuluskan rencana ekspansi dari India ke Nepal.

  • Jejak Saudara dari Daratan

    DALAM perjalanannya ke India pada abad ke-4 Masehi, Fa Hien, pendeta Buddha Tionghoa, mengunjungi Jawa. Setelah itu, banyak pendeta Tionghoa yang mengikuti jejaknya. “Hingga abad ketujuh hanya pendeta Buddha Tionghoa dalam perjalanan suci ke India yang mengunjungi Sriwijaya,” tulis Slamet Muljana dalam Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara .

bottom of page