Hasil pencarian
9602 hasil ditemukan dengan pencarian kosong
- Sejarah Keluarga dalam Selembar Kain
SEBUAH kapal kecil merapat di Pulau Sawu. Sebagian besar penumpangnya, orang asing, berniat menjelajahi kepulauan Nusa Tenggara Timur. Sawu salah satunya. Genevieve Duggan, seorang Prancis, bertugas memandu mereka. Dia sarjana sastra Jerman, tapi punya minat besar terhadap etnografi Indonesia.
- Gurita Bisnis Tionghoa
PADA 18 Desember 1639, Gubernur Jenderal Antonio van Diemen memberitakan kepada atasannya di Negeri Belanda, Heeren XVII, bahwa, “Saudagar Besar Cina Jan Con” meninggal dunia secara mendadak dengan meninggalkan kebangkrutan.
- Dari Cincai Sampai Siomay
SEJARAWAN Denys Lombard, melalui magnum opusnya Nusa Jawa Silang Budaya , memandang penting pengaruh komunitas Tionghoa negeri ini. Pengaruh kebudayaan itu tersebar mulai gaya bangunan, pakaian, bahasa, hingga makanan. Sebegitu dekatnya sehingga tanpa disadari warisan budaya itu pun melekat erat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Seperti tak ada lagi batas.
- Gedung Partai yang Terbengkalai
GEDUNG tinggi bercat putih itu lusuh tak terawat. Sebagian besar jendelanya tak berkaca dan jadi rumah yang nyaman bagi laba-laba. Halamannya penuh puing dan rumput liar. “Tempat ini sekarang sering dipakai acara uji nyali,” ujar Priyo, berusia 34 tahun, pedagang minuman yang mangkal di depan gedung tersebut. Uji nyali adalah acara televisi berbau mistis yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta.
- Brothers from the Mainland China
DURING his journey to India in the 4th century AD, Fa Hien, a Chinese Buddhist monk, visited Java. After that, many Chinese monks followed in his footsteps. “Until the seventh century, only Chinese Buddhist monks on sacred journeys to India visited Sriwijaya,” wrote Slamet Muljana in Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (The Fall of the Hindu-Javanese Kingdom and the Rise of Islamic States in Nusantara).
- Kisah Keluarga Komunis
DI tempat persembunyian, sementara sejumlah pemimpin dan kader PKI ditahan dalam Razia Agustus 1951, D.N. Aidit, M.H. Lukman, dan Njoto menganalisis politik dan masyarakat Indonesia. Banyak pelajaran dan kesimpulan yang ditarik dan menghasilkan strategi penting untuk perjalanan partai. “Ketika para pemimpin itu muncul, sebuah konsep front persatuan nasional telah dirumuskan yang memandu partai selama lebih dari satu dekade,” tulis Donald Hindley dalam The Communist Party of IndonesiaL 1951-1963 .
- Bukan Sekadar Onderdaan
KEBIJAKAN diskriminatif dan pembatasan yang diambil pemerintah kolonial Belanda mendorong orang-orang Tionghoa membentuk perkumpulan. Revolusi Dr. Sun Yat Sen turut menumbuhkan rasa nasionalisme orang-orang Tionghoa. Pada 17 Maret 1900, terbentuklah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK), organisasi modern pertama yang mendorong orang Tionghoa di Hindia untuk mengenal identitasnya. Kemudian diikuti Siang Hwee atau semacam kamar dagang (1908), Soe Po Sia (1908), dan Sin Po (1910).
- Pola Hidup Sederhana ala Orba
WIDJAYANTI, warga kampung Suryoputran, Yogyakarta, tergelitik kala membaca iklan pesta tahun baru di sebuah suratkabar. Perhelatan akbar dalam rangka tutup tahun 1978 itu bakal digelar di Hotel Mandarin, Jakarta. Biaya tiket masuknya Rp.60.000 –kalau dikonversi, sekarang senilai Rp2.500.000. Sebagai suguhan pertunjukan, penyanyi jazz internasional Sherry Williams didatangkan demi menghibur para penonton yang sudah membayar mahal.
- Ketika Partai Belajar Sejarah
SEJAK didera hernia nukleus pulposus alias syaraf terjepit setahun lalu, Sumaun Utomo banyak menghabiskan waktunya untuk berobat. Dua kali dalam seminggu, lelaki 92 tahun itu harus bolak-balik periksa ke dokter. Agar tak terlampau lama menunggu, dia yang ditemani asisten rumah tangga, harus berangkat pagi-pagi ke rumah sakit untuk mendapat nomor antrean awal. Syaraf terjepit membuat aktivitasnya terganggu. Untuk berjalan kaki, bekas anggota Lembaga Sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) itu, kini harus bertopang tongkat.
- Duka Warga Tionghoa
SEJAK abad ke-17, imigrasi warga Tiongkok ke Batavia cukup deras. Keahlian mereka dalam berdagang mendorong Kongsi Dagang Belanda (VOC) mengajak bekerja sama. Namun, kerja sama itu rusak begitu mereka bersaing dalam industri gula yang lagi jadi primadona di Ommelanden , wilayah yang mengelilingi Batavia.
- Tionghoa dalam Api dan Bara
TIAP zaman, golongan Tionghoa selalu “serba salah” dalam bersikap, ibarat buah simalakama. Seperti dilukiskan dengan bagus oleh Charles Coppel dalam Tionghoa Indonesia dalam Krisis : “Jika mereka terlibat dalam kalangan oposisi, mereka dicap subversif. Apabila mereka mendukung penguasa waktu itu, mereka dicap oportunis. Dan jika mereka menjauhi diri dari politik, mereka juga oportunis sebab mereka itu dikatakan hanya berminat mencari untung Pemuda Tionghoa dalam perang kemerdekaan. (Illustrations of the Revolution: Indonesia 1945-1950)belaka.”
- Tionghoa Semarang dalam Sepakbola
PERTANDINGAN dibuka dengan agak membosankan. Kedua tim bermain apik di lini tengah, tapi kehilangan ketenangan di depan gawang. Union Football Club perlahan-lahan menguasai pertandingan, yang memaksa pemain-pemain Roekoen Agawe Santoso (RAS), klub asal Temanggung, bertahan. Sayang, beberapa tembakan membentur mistar gawang. Union akhirnya membuka skor melalui kaki Kiem Ing. Union mempertahankan dominasinya kendati tak bisa menambah gol sampai turun minum.






















