top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Kepala Polisi Tanpa Rumah

Sikap hidup langka Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, seorang polisi dan Kapolri petama yang tak mungkin ditemui lagi di zaman ini.

Oleh :
6 Jul 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Replika seragam dinas dan meja kerja Kapolri pertama, Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo di Museum Polri. (Nugroho Sejati/Historia.id).

  • Aryono
  • 6 Jul 2019
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 7 Jun

ABDURRAHMAN Wahid atau Gus Dur pernah bikin anekdot begini: “Di Indonesia hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng.” Barangkali, kita bisa menambahkan satu lagi: SoekantoTjokrodiatmodjo.


“Saat Soekanto meninggal dunia, dia tidak punya apa-apa. Orang ramai bicara Hoegeng. Tapi ingat, Hoegeng mengidolakan Soekanto,” ujar Awaloedin Djamin, mantan Kapolri 1978-1982, kepada Historia.


Soekanto lahir di Bogor pada 7 Juni 1908. Dia adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau biasa disingkat Kapolri pertama sekaligus dengan masa jabatan paling lama (1945-1959). Soekantoberperan besar dalam meletakan dasar-dasar institusi Kepolisian Republik Indonesia. Kendatidemikian, namanya tak banyak diperbincangkan dalam narasi sejarah.


Ucapan Awaloedin bukan isapan jempol. Salah satu buktinya, sampai akhir hayatnya, Soekanto tak punya rumah.


Saat menjabat Kapolri, Soekanto mendapat rumah dinas di Jalan Diponegoro No. 3, Jakarta Pusat. Setelah pensiun, dia tinggal di Jalan Proklamasi No. 43, Jakarta Pusat, di seberang Gedung Pola.


“Itu rumah yang diberikan Mr. Sartono,” ujar Soepardi, keponakan Soekanto, menyebut tokoh pendiri Partai Nasional Indonesia. “Pak Hoegeng, setelah dia pensiun, tiap minggu pagi datang ke Proklamasi.”


Sekali waktu, seorang jenderal tentara datang hendak membeli rumah itu. Namun si jenderal mengajukan syarat bahwa nilai rumah di dalam kuitansi dibesarkan dari yang disepakati. Soekanto naik pitam, “Kamu anggap saya ini apa?”


Tak jelas apakah rumah itu jadi dibeli atau tidak. Yang pasti, sejak 1982, Soekanto pindah rumah lagi.


“Saat Awaloedin jadi Kapolri, Soekanto dipinjami rumah vila van Dorp di Kemang. Itu rumah sitaan. Lalu era Pak Sanoesi (Mochamad Sanoesi, Kapolri 1986-1991), Soekanto pindah ke asrama polisi Ragunan,” ujar Soepardi, yang mengikuti Soekanto sejak 1962.


Dan di asrama polisi itulah Soekanto meninggal dunia tahun 1993. “Vonis dari dokter, dia ada diabetes, ada jantung,” ujar Soepardi.


Soekanto dimakamkan dalam satu lubang bersama istrinya, Hadidjah Lena Mokoginta, yang sudah mendahuluinya, di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

He was Sukarno's confidant in the fight for West Irian. He traveled the world to “fight” in the diplomatic arena, but that journey almost ended tragically.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Wanita Perkasa Pembela Jelata

Wanita Perkasa Pembela Jelata

S.K. Trimurti pejuang perempuan yang komplet, disegani kawan maupun lawan. Dia seorang pendidik, wartawan, pengarang, politisi, dan menteri perburuhan pertama.
Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha hiburan malam yang mengorbitkan banyak penyanyi beken ini mengalami kejadian aneh saat menunaikan ibadah haji.
Biarkan Batin Melayang

Biarkan Batin Melayang

Zaman berubah. Kekuasaan berganti. Namun, S.K. Trimurti mampu melewatinya tanpa membuatnya tersingkir dari sejarah.
bottom of page