top of page

Hasil pencarian

9584 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Hasrat Naturalis Raffles

    KAPAL Ann  bersandar di Port Morant, Jamaika, dari pelayarannya menuju wilayah barat, Kepulauan Karibia. Kapten kapal, Benjamin Raffles (1729–1812), biasa mondar-mandir London-Afrika Tengah-Karibia guna meraup untung dari perdagangan budak dan membawa hasil bumi. Anne Lyde Linderman, istrinya yang tengah hamil tua, ikut bersamanya.

  • Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

    SUATU hari di sebuah supermarket di San Carlos, California, Amerika Serikat, Harrison Ford mengelilingi hampir setiap lorongnya didampingi Lefcadio Cortesi, aktivis lingkungan Rainforest Action Network. Dengan menenteng keranjang belanja, mereka mencermati banyak produk yang komposisinya mengandung minyak sawit.

  • Film, Teror Negara, dan Luka Bangsa

    DUNIA mencatat pembantaian 1965–1966 sebagai salah satu peristiwa paling biadab dalam sejarah modern. Tetapi di negerinya sendiri, peristiwa itu lenyap dari buku teks sejarah dan diskusi publik. Mayoritas generasi pelaku, korban dan saksi-mata cenderung bungkam. Dua generasi pasca-1965 menjadi korbannya. Mereka menderita buta-sejarah tentang masyarakat sendiri, walau bersekolah hingga ke perguruan tinggi. Dalam kebutaan, berkali-kali mereka gagap, atau ikut-ikutan kalap, ketika berkobar militansi kebencian dan kekerasan komunal dalam skala yang sulit dicari duanya sebelum 1965.

  • Dulu Lisensi, Kini Konsesi

    PRESIDEN Joko Widodo mengeluarkan kebijakan memberikan konsesi Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) kepada badan usaha yang dimiliki ormas keagamaan. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. PP ini disahkan Jokowi pada 30 Mei 2024 dan berlaku efektif sesuai tanggal diundangkan.

  • Diplomasi Budaya Film India

    TONGGAK awal industri film India berawal dari Dadasaheb Phalke. Dia membuat film cerita pertama di India pada 1913 berjudul Raja Harishchandra . Sejak itu film India berkembang pesat, bahkan mampu tampil ke pelbagai penjuru dunia dengan ciri khasnya. Film jadi media diplomasi budaya India.

  • Beraksi Mengatasi Epilepsi

    HAMPIR pukul lima pagi. Ahmad Sururi, seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi, bangun dan bergegas wudu. Sajadah terhampar. Dia mulai salat. Ketika sujud, lalu bangkit masuk rakaat kedua, pandangannya melamur. Tubuhnya terasa ringan. Kesadarannya hilang. Dan... bluk! Ahmad terjatuh dan pingsan selama beberapa menit. Begitu tersadar, dia berdiri dan bersiap ke sekolah. Lupa bahwa tadi dia sedang salat.

  • Belajar dari Dostoevsky

    FYODOR Mikhailovich Dostoevsky tengah berbincang dengan saudara perempuan dari istrinya, Anna Grigorievna, yang baru dinikahinya. Tiba-tiba wajahnya berubah pucat. Tubuhnya merosot dari permukaan sofa dan bersender lunglai pada sisi tubuh istrinya.

  • Arung Samudra Ilmiah

    LAUT Nusantara beserta keanekaragaman isinya telah membuat takjub segelintir orang Eropa, terutama Belanda. Mereka memandang laut Nusantara bukan hanya sebagai jalur komersial, namun juga dunia misterius yang berpotensi untuk dieksplorasi.

  • Arsitek Indonesia Pertama yang Sejajar Eropa

    TAK gampang bagi seseorang menyandang sebutan arsitek. Harus kuliah di jurusan arsitektur lalu, setelah lulus, magang enam bulan hingga satu tahun di biro arsitek. Yang terpenting lagi, tak putus membuat karya rancang bangun.

  • Sukarno Tanpa Ahmad

    PADA 14 Mei 2003, Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono mewakili Presiden Megawati Sukarnoputri meresmikan pemancangan patok pembangunan gedung pembelajaran unit 6 Al-Zaytun, Indramayu. Gedung yang belum selesai dibangun ini diberi nama “DR. Ir. Ahmad Soekarno.” Ahmad (kadang-kadang dieja Achmad, Achmed, Ahmad, dan Ahmed) artinya terpuji. Sukarno tak suka tambahan nama itu. Tapi nama itu dikenal di Timur Tengah. Mesir mengabadikannya menjadi nama jalan, Ahmed Sokarno St., yang menuju   pusat kota dan pusat kebudayaan di Tahrir Square. Maroko juga membuat nama jalan di ibukotanya, Rabat, dengan “sharia Al-Rais Ahmed Sukarno” yang diubah menjadi “Rue Soekarno”.

  • Langkah Stiletto

    Jauh sebelum Cinderella berlari meninggalkan sebelah sepatu kacanya di tangga istana untuk menghindari dentang jam 12 kali, seorang budak dan penari cilik Mesir bernama Rhodopis terlebih dahulu kehilangan salah satu sandal emasnya. Seekor burung jelmaan dewa Horus mencuri dan menjatuhkan sandal emas itu di depan Firaun. Terpesona membayangkan keindahan kaki sang pemilik sandal, Firaun bersumpah mencari dan menikahi perempuan pemilik sandal.

  • Sukarno: Pemersatu atau Pembelah?

    SEJAK saya mulai belajar sejarah Indonesia di University of Sydney tahun 1969, saya selalu diajari oleh para dosen bahwa Sukarno seorang permersatu. Bahkan mereka, baik dosen Australia, Indonesia atau Belanda, cukup banyak yang menyebut Sukarno –dengan nada minor– gandrung persatuan. Dalam bulan Juni 2011 ini – dengan banyak spanduk yang menyatakan ini bulan Sukarno – masalah persatuan, apalagi dalam menghadapi “asing”, suka disebut-sebut lagi.

bottom of page