Selain ketegangan dan aksi heroik, demonstrasi mahasiswa dari zaman ke zaman pun dibumbui kisah-kisah lucu.

Gerakan Rakjat Kelaparan (Gerajak) berangkat dari penderitaan petani. Tumbuh jadi radikal dan tak berumur panjang.

Gejayan menjadi pusat demonstrasi mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mundur. Satu orang tewas.

Tugas yang diemban pengusaha-pejuang Hasjim Ning di Perang Kemerdekaan membuatnya ketiban sial.

Hubungan Indonesia-Jepang menyisakan kaum terlantar yang kehilangan identitas dan kewarganegaraan.  

Jebakan pemilik perkebunan pada buruh perempuan di Deli. Jika tidak ke pelacuran, ya pergundikan. Sama-sama mengalami pelecehan dan penganiayaan.

Habibie ternyata mengidolakan sejumlah tokoh nasional.

Sebagai ajudan presiden yang ditugaskan momong anak presiden, Brigadir Pol. M. Tamim juga berkewajiban mendongengkan cerita pengantar tidur buat Guntur. Kena omel saat salah menceritakan sejarah.

Kerap dijegal sesama pejabat, B.J. Habibie mengeluh kepada A.H. Nasution.

Keteguhan memegang prinsip membuat Hatta kerap “merepotkan” banyak orang. Keponakannya, pengusaha Hasjim Ning, pernah merasakan.   

Senjata pasukannya dilucuti, seorang jenderal Jepang mengancam akan hancurkan sebuah kota di pesisir Aceh.

Mulai dari membebaskan tapol hingga menyelenggarakan otonomi daerah.

Habibie awalnya jadi anak emas Soeharto. Semua berubah ketika Soeharto lengser.

Dua pertemuan BJ Habibie dan Soeharto yang berkesan. Membuka jalan kerjasama untuk pembangunan.

BJ Habibie berdarah Jawa-Bugis. Dia mewarisi perpaduan keluarga yang mengutamakan ilmu pengetahuan dan agama.