top of page



Potret Jakarta Setengah Abad Berselang
Yuri Melnik seorang Rusia memotret kota Jakarta pada 1960-an. Setengah abad berselang kami memotret kembali beberapa objek foto itu.


Cerita dari Nirbaya
Nirbaya simbol represi rezim otoriter Orde Baru. Rumah Tahanan Militer ini meninggalkan cerita tentang persahabatan dan rasa senasib sepenanggungan para tahanan politik.


Perburuan Sembilan Bintang
Sejak keluar dari Masyumi dan menjadi partai politik, NU berat meninggalkan panggung politik. Setelah berkiprah di PPP, para elite NU kembali masuk gelanggang perburuan kekuasaan.


Lima Generasi Mengabdi di Istana
Dari generasi ke generasi, keluarga Endang Sumitra merawat dan melayani di Istana Bogor.


Setelah Lama Berpuasa
Setelah Orde Baru tumbang, partai-partai berbasis NU didirikan dan berebut suara warga nahdliyin. Tak semuanya bertahan.


Warisan Jaringan Gas Kolonial
Sempat mandeg karena perang, perusahaan gas Belanda beroperasi kembali tapi kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Bagaimana nasib warisan kolonial ini?


NU Seteru Orde Baru
Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.


Dasar NU Mendukung Bung Karno
Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.


NU Mengamankan Benteng Pertahanan
NU selalu bertahan dalam pemerintahan demi mengamankan benteng pertahanannya: Kementerian Agama.


Badan-Badan Otonom NU
Nahdlatul Ulama memiliki badan-badan otonom dalam berbagai bidang untuk menandingi gerakan organisasi-organisasi massa PKI.


Dari Gas hingga Listrik
NIGM adalah perusahaan besar Belanda yang melahirkan PLN dan PGN. Bersatunya perusahaan gas dan listrik tak lepas dari kerja keras Knottnerus di era Hindia Belanda.


Khotbah dari Menteng Raya
Tak hanya mendatangkan suara, Duta Masjarakat juga menjadi jembatan Islam dan nasionalis sekuler. Harian Nahdlatul Ulama ini tertatih-tatih karena minim penulis dan dana.


Cerita dari Pengasingan Bung Karno di Rumah Batu Tulis
Setelah terusir dari paviliun di Istana Bogor, Bung Karno melipir ke Hing Puri Bima Sakti alias Rumah Batu Tulis sebagai tahanan rumah.


Amarta Pavilion: Witness to the End of a Reign
This recounts the story of the pavilion designed by Sukarno, which bore silent witness to the March 11, 1966 Decree (Supersemar). It was also one of Bung Karno's three “exile” homes in his final days.


Menata Gas Kota
Pembangunan jaringan gas kota telah dilakukan sejak zaman kolonial. Sempat kehilangan pamor karena kehadiran tabung LPG, jaringan gas untuk rumah tangga kembali dilirik sebagai sumber energi alternatif.

Ads
Ads
Ads
bottom of page











