Saat Hari Raya Idulfitri, presiden selalu melakukan open house di Istana Negara maupun Istana Kepresidenan Bogor. Hal ini rutin diadakan sejak masa Presiden Sukarno hingga saat ini.

Setelah melewati masa perang kemerdekaan, barulah umat Islam dapat merayakan Lebaran dengan lebih tenang.

Masyarakat mudik di tengah situasi masih sulit. Pesan politik Soeharto di hari Lebaran. Izin petasan memakan banyak korban.

Pemerintah kolonial enggan campur tangan dalam pengumpulan dan pengelolaan fitrah. Mendorong tumbuhnya transparansi dan akuntabilitas lembaga zakat.

Protes pegawai negeri kepada pemerintah soal THR. Bahkan tentara sampai melepaskan tembakan.

Istilah halalbihalal ternyata jauh berakar ke masa kolonial. Keterangannya terekam di dalam beberapa sumber primer.

Kalau sekarang gagal mudik karena corona, dulu banyak orang batal mudik karena perang melawan Belanda.

Sejak awal mudik naik pesawat memang sudah mahal. Setelah sempat terjangkau, kini mahal lagi.

Perkembangan kartu Lebaran pada setiap zaman menunjukkan cara pandang orang terhadap Islam.

Perjalanan jauh yang melelahkan dan menegangkan. Tak dianjurkan oleh pemerintah.

Pejabat kolonial Belanda memandang perayaan Lebaran dan ritual Syawalan sebagai tindakan boros.

Beragam cara orang merayakan lebaran di beragam tempat pada masa lampau.

Lebaran umumnya menjadi momen suka cita. Tapi, tidak buat para tahanan politik Orde Baru.

Perbedaan penetapan hari Lebaran sering terjadi di kalangan umat Islam. Pemerintah kolonial Belanda berupaya mengakomodasinya.

Orang Indonesia dulu menunggu ledakan mercon blanggur. Pertanda waktu buka puasa dan akhir puasa.