Veteran Perang Aceh berbintang asal keraton Surakarta ini terlibat banyak masalah hingga dibuang.

Pemimpin penyergapan Cut Meutia ini mendapat bintang ksatria karena dianggap berjasa. Tewas sebagai tawanan perang Jepang.  

Dari berbagai tempat penugasannya di banyak daerah kolonial, mulai dari Bali, Banjar, hingga Aceh, Jenderal der Heijden paling berkesan di Aceh.

Selain Köhler, ada beberapa jenderal Belanda meregang nyawa di Aceh. Tiap dekade Perang Aceh selalu memakan korban jenderal Belanda.

Kedua jenderal Belanda yang dimakamkan di Kerkhof Peucut meninggal dalam tugas dan gagal menumpas orang Aceh.

Raja Pedir ini dibenci pamannya. Ditusuk dalam sebuah pertemuan, berhasil membalas dengan menusuk pamannya.

Mengubah nama adalah politik penguasa. Bandar Aceh pun diperlakukan seperti itu setelah Belanda berkuasa di Aceh.

Pengikut Chik di Tiro ini gigih melawan Belanda hingga memaksa KNIL mengirim pasukan kecil untuk menumpasnya, yang di dalamnya terdapat Kopral Roeman dari Pasundan.

Ksatria Belanda di Salatiga. Pria asal Madura ini adalah jago tempur tentara kolonial.

Tak hanya Panglima Polim, sultan Aceh adalah buruan Sersan Zon juga.

Serdadu kolonial penuh bintang, Pongoh berperan penting melumpuhkan Sisingamangaraja XII.

Pernah hampir tewas dalam pertempuran di Aceh, veteran berjuluk "Radja Boekit" ini justru kehilangan nyawa di meja operasi bedah.

Dianggap sakti dan kebal, Kapten Paris malah terbunuh di Aceh. Sisa pasukannya dipimpin Kromodikoro yang terluka parah.

Jago perang Belanda terkenal di Aceh asal Swiss.

Thobias Billeh menahan orang Aceh yang menyerang perkemahannya. Ia kemudian dapat bintang.