S. Rukiah ditahan dan karya-karyanya dilarang penguasa Orde Baru karena dituding berhaluan kiri. Setelah puluhan tahun terpinggirkan, salah satu karyanya dihidupkan melalui pameran.

Di tengah dominasi seniman laki-laki, para pelukis perempuan hadir dan memberi warna bagi perkembangan seni rupa Indonesia.

Di balik pameran karya seni ada proses panjang dalam mempersiapkannya, mulai dari memilih karya, mengurus peminjaman koleksi, hingga menjamin keamanannya.

Pameran “The Book That Killed Colonialism” mengeksplorasi pahitnya kolonialisme yang pernah didengungkan Multatuli lewat karya-karya seni rupa.

Kepemilikan budak pelayan jadi penanda status sosial elite Belanda. Makin pintar dan cerdas budaknya, makin terpandang pula majikannya.

Terinspirasi alam kebebasan Revolusi Prancis, Tula memimpin pemberontakan kaum budak.

Potret risiko budak yang melawan. Menuntut pengembalian hak-haknya, sekelompok budak divonis hukuman mati dengan dibakar hidup-hidup.

Sosok “crazy rich” dalam lukisan Rembrandt. Menimbun kekayaannya dari hasil memeras keringat para budak.

Arsip-arsip Belanda mencatat sejumlah budak yang dinamai “Van Bengalen”. Mereka diperbudak di Jawa, Afrika, hingga Eropa.

Kisah eks pejabat VOC yang menjadi penyeru anti-perbudakan namun pensiun sebagai pemilik budak.

Pelarian budak Portugis yang dimanfaatkan Belanda. Tetapi akhir hidupnya lenyap tak tentu rimbanya.

Tak hanya piawai berdiplomasi, Soedjatmoko juga seorang pemikir. Sosoknya yang multidimensi ditampilkan dalam pameran.

Rijsttafel mengangkat kedudukan kuliner Nusantara pada kedudukan yang istimewa.

Tanaman eksotis Afrika yang disempurnakan jadi minuman di Jazirah Arab. Mengglobal di Eropa dan sampai kini tetap hype di kalangan milenial.

Memaknai kembali hubungan Jepang dan Indonesia lewat pameran Sakura di Khatulistiwa. Digelar pada 9 Agustus hingga 10 September 2022.