Kaya pengalaman tempur, dia jadi RPKAD dulu baru belajar di akademi militer. Sukses jadi perwira tinggi.

Luhut kecil terpesona oleh Benny Moerdani dkk. sewaktu menumpas PRRI. Seperti Benny, Luhut juga masuk korps baret merah.

Makin populer dan ada yang “mengipasi”, Jenderal Jusuf dianggap ingin berkuasa. Mengusik Soeharto.

Bersahabat, Dading Kalbuadi dan Benny Moerdani kemudian sama-sama menjadi jenderal ABRI.

Presiden Soeharto bisa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Termasuk menjadikan Benny Moerdani dan Try Sutrisno sebagai Panglima ABRI.

Ada informasi yang disembunyikan dalam operasi anti-teror terhadap pelaku pembajakan Garuda “Woyla”. Terselip peran sang jenderal intel Benny Moerdani.

Ketika perwira menengah menentang perwira tinggi. Kalah jadi abu, menang jadi arang.

Demi menyukseskan misi rahasia upaya normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia, Benny Moerdani mengerjai atase militer Bangkok Kolonel Djarot.

Terlilit tali pesawat, Benny Moerdani berupaya mengatasinya dengan menunda penerjunan. Dianggap takut dan dipaksa terjun. Celaka.

Ditugaskan KSAD mengatasi perlawanan PRRI, Djatikusumo nyaris ditembak pasukan RPKAD anak buah "Benny" Moerdani.

Operasi Tegas yang dilakukan RPKAD untuk merebut Lanud Simpang Tiga diwarnai hal-hal janggal yang memicu gelak tawa.

Sangat bangga pada korps Baret Merah, Benny Moerdani justru "disakiti". Semua atribut Baret Merah yang dibanggakannya dia buang dan tak ingin memakainya lagi.

B.J. Habibie akan menjual helikopter ke Iran. Benny Moerdani menggagalkannya.

Gegara Panglima ABRI membatalkan janji secara sepihak, seorang perwira Indonesia terpaksa membuat alasan palsu kepada Ferdinand Marcos.

Benny Moerdani membangun Dara sebagai sentral komunikasi intelijen. Para pekerjanya orang-orang buta.