Pasar Tanah Abang terkena malapetaka berkali-kali. Korban jiwa berjatuhan. Tapi pasar tetap tegak.

Kampung Bali terdapat di tiga tempat berbeda di Jakarta. Ada dua versi tentang asal usul penamaannya.

Suku yang paling besar jumlahnya menetap di Jakarta. Sebagian besar budak.

Sejarawan Belanda mengungkap sosok Si Pitung berdasarkan tradisi lisan dan catatan tertulis. Keturunannya tak terima Si Pitung disamakan dengan bandit.

Bisnis ritel skala besar berjejak di Sarinah. Banyak masalah datang di bisnis ini.

Oplet, dari alat perjuangan berakhir jadi barang pajangan.

Penguasa silih berganti menuangkan gagasannya di Jalan M.H. Thamrin Jakarta.

Jalan M.H. Thamrin berjarak 2,5 kilometer. Pendek, tapi memuat cita-cita besar Sukarno tentang kota modern.

Jembatan penyeberangan orang dibangun karena pengendara suka menerobos zebra-cross. Namun, pejalan kaki kemudian malas menggunakannya.

Zebra cross hadir karena kendaraan makin padat. Keberadaannya semakin meluas jelang perhelatan Asian Games 1962 di Jakarta.

Konsep Jabotabek dikritik karena bukan mengurangi tapi akan menambah beban Jakarta.

Ali Sadikin berhasil menyusun konsep pengembangan Jabotabek. Pelaksanaannya melalui tiga tahap.

Tidak ada cetak biru pembangunan Jakarta sampai 1957. Saat kali pertama dibuat, cetak biru itu telah memuat konsep Jabotabek.

Sukarno menjatuhkan pilihan kepada Ali Sadikin meski sempat tak diperhitungkan. Di tangan Ali, pembangunan Jakarta sebagai ibukota mencapai puncaknya.

Beragam cara orang merayakan lebaran di beragam tempat pada masa lampau.