Beragam pajak diberlakukan pemerintah kolonial seiring berkembangnya aktivitas ekonomi. Dari pajak garam, ikan, penyembelihan hewan, hingga pertunjukan wayang.

Rakyat di kerajaan agraris lebih taat pajak ketimbang di kerajaan maritim. Namun, tetap ada upaya menghindari pajak.

Di Sumatra Barat ada Perang Kamang, di Rangkasbitung ada Perang Koncang. Perlawanan rakyat karena menolak bayar pajak kepada pemerintah kolonial Belanda.

Bagaimana pemberontakan rakyat pecah di Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Barat karena pemerintah kolonial mulai berani mengusik urusan agama.

Upacara penetapan sebuah desa menjadi sima yang dibebaskan dari pajak. Ritual persumpahan itu berisi kutukan.

Ada kepala daerah yang simpan uang di kasino. Gubernur DKI Jakarta malah memungut pajak kasino untuk pembangunan.

Bersepeda juga ada aturannya. Bahkan pernah ada pajaknya.

Masalah yang diadukan masyarakat Bali Kuno kepada raja. Mulai dari pajak yang berat hingga tak ingin memuja bangunan suci.

Orang zaman kuno mengadukan keluh kesah kepada penguasa. Lewat perantara dan membayar sejumlah uang.

Sumber pemasukan kerajaan-kerajaan kuno dari pajak tanah hingga pajak orang asing.

Rakyat Minang memilih perang daripada membayar pajak.

Pendapatan Kerajaan Sriwijaya berasal dari dua sumber: ekspor dan pajak. Namun, pajak malah berbuah serangan dari Kerajaan Chola.

Pramoedya Ananta Toer menyebut pajak penulis dapat mengakibatkan bangkrutnya si pengarang.

Pada masa Mataram kuno, beberapa kali pejabat pajak tercatat menyeleweng.