Komitmen raja Sriwijaya terhadap lingkungan hidup. Dia menghadiahkan taman kota kepada rakyatnya.

Sriwijaya diakui sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Namun ia justru mendapat ancaman dari dalam.

Catatan I-Tsing memberikan petunjuk soal bentuk Kerajaan Sriwijaya. Sejalan dengan pernyataan dalam prasasti Siriwijaya.

Pemerintahan Sriwijaya langgeng berkat sistem politiknya berupa kadatuan bukan imperium.

Peristiwa pemberontakan ini menjadi pengingat bagi mereka yang berniat melawan Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur mengungkap penaklukkan Sriwijaya atas Bangka dan serangannya ke Jawa.

Untuk menancapkan kekuasaannya, Sriwijaya mengeluarkan enam prasasti kutukan.

Catatan I-Tsing mengungkap banyak tokoh Buddha terkemuka yang belajar di Sriwijaya.

Biksu Tiongkok ini memberi petunjuk di mana letak ibu kota Sriwijaya yang menjadi perdebatan.

Inilah hasil perjalanan I-Tsing, biksu Tiongkok, ke 30 negeri selama 25 tahun.

Penjelajah asing mencatat kerajaan-kerajaan misterius di Pulau Sumatra setelah Sriwijaya tak lagi perkasa.

Bagi para bangsawan pendidikan bisa didapat di keraton. Di luar keraton, banyak yang mencari pengetahuan hingga ke lereng gunung.

Balaputradewa lahir di Jawa tapi bertakhta di Sumatra.

Pamornya begitu gemilang. Namun, tak jelas siapa saja raja yang telah membawa Sriwijaya menuju kejayaan.

Arca-arca bergaya Tamil menjadi tanda orang-orang Cola pernah bermukim di Pulau Sumatra.