Artefak dengan dua inskripsi berbeda aksara dari abad ke-11 yang memuat riwayat dan legitimasi Raja Airlangga. Diangkut Raffles ke India.

Arkeolog Ninie Susanti meminta Prasasti Damalung dari era Majapahit yang tersimpan lama di Belanda dibawa pulang atau direpatriasi.

Prasasti dari lereng Gunung Damalung (Merbabu) ini sempat hilang dua abad. Penanda peralihan bahasa Jawa Kuna ke Jawa Baru.

Memulangkan dua prasasti kuno dari Inggris tak semudah menggodok mie instan. Sejarawan Peter Carey membeberkan tantangan-tantangan yang harus dihadapi.

Penguasa menerbitkan prasasti karena beragam alasan. Berisi informasi mulai dari soal negara sampai urusan utang piutang.

Ada enam prasasti kutukan yang dikeluarkan pada masa Sriwijaya. Kutukan ditujukan kepada pemberontak, tukang guna-guna, dan semua orang yang tak patuh pada penguasa.

Masalah yang diadukan masyarakat Bali Kuno kepada raja. Mulai dari pajak yang berat hingga tak ingin memuja bangunan suci.

Ahli arkeologi ini yakin lokasi Sriwijaya berada di Palembang. Dibantah arkeolog lain.

Tiga jenis hukuman pada masa Jawa Kuno: kutukan mengerikan, denda uang, dan hukuman badan.

Jawa Kuno punya versi sendiri soal perbuatan jahat. Mereka diancam hukuman mati, denda, hingga kutukan menyeramkan.

Bukit batu di Purworejo ternyata fenomena columnar joint. Batuan ini ada yang dimanfaatkan masyarakat zaman dulu sebagai prasasti atau candi.

Dua prasasti penting terkait sejarah Nusantara dibawa Inggris. Sampai sekarang belum dikembalikan.

Para ahli silang pendapat mengenai angka tahun prasasti Batutulis di Bogor. Manakah yang paling mendekati?

Roro Jonggrang merujuk kepada arca Durga Mahisasuramardini di Candi Siwa dalam Kompleks Candi Prambanan.