Dalam karya-karyanya, Pramoedya memunculkan karakter pemuda yang berani melawan penindasan meski perlawanan tak selalu berakhir kemenangan.

Karier Djamin Gintings mandek di pangkat kolonel. Istrinya mempertanyakannya kepada pimpinan Angkatan Darat, Jenderal Gatot Subroto.

Keterbatasan dalam penjara Orde Baru di Pulau Buru memicu Pramoedya untuk menulis. Tetralogi Buru lahir dari lingkungan serba terbatas itu.

Hoakiau di Indonesia dilarang pemerintahan Sukarno, arsip diktat Sedjarah Modern Indonesia karya Pramoedya dibakar pemerintahan Soeharto.

Pramoedya Ananta Toer mengaku bukan orang penting di Lekra. Ia mengasuh rubrik Lentera yang menyerang para pendukung Manifes Kebudayaan.

Pram dan kaum Samin sama-sama berasal dari Blora. Di sana, kaum yang bersinergi dengan alam dan hidup sederhana itu kini masih dihargai.

Didikan keras ayah dan lingkungan sejak kecil membentuk Pramoedya menjadi pribadi tangguh, kreatif sekaligus peduli pada lingkungan sekitar.

Pram melancong ke Belanda untuk pertukaran kebudayaan Indonesia-Belanda. Pengalaman bercinta dengan gadis Belanda paling berkesan baginya.

Di hadapan negara, “tukangbetjak” (baca: tukang becak) tak punya harga sama sekali, suara manusia papah ini adalah suara bisu dan dianggap najis dalam hikayat kota. Karena tak berharganya, menenggemkannya ke Laut Jakarta menjadi opsi sederhana dan efisien.

“Hoakiau di Indonesia”, karya Pramoedya Ananta Toer yang menegaskan sikapnya terhadap kemanusiaan dan anti-rasialisme.

Pada masa Orde Baru, MSG dan mi instan dipilih untuk mengatasi masalah kekurangan gizi. Fortifikasi pangan ini gagal jadi program nasional.

Kanker adalah penyakit kehidupan. Pemahaman akan kanker bermula dari masa prasejarah dan berkembang berkat Imhotep hingga Rudolf Virchow.

Kisah kolonel selingkuh bukan hal baru di Indonesia. Bahkan terjadi di pedalaman.

This is the story of the first professional female photographer in the Dutch East Indies, who showcased the exoticism of Bali without exhibiting nudity.

Kisah tentang fotografer perempuan profesional pertama di Hindia Belanda. Menyembunyikan ketelanjangan.