Ali Moertopo berada di balik beberapa peristiwa penting Orde Baru. Salah satu jenderal terpenting dalam kelompok inti di sekitar Soeharto.

Dua tokoh yang menyelamatkan Kyoto dari bom atom, yaitu Sekretaris Perang Amerika Serikat dan ahli seni oriental dari Amerika yang dihormati orang Jepang.

Stadion Tambaksari belakangan tak hanya tempat olahraga, tapi juga musik. Sudah sejak lama stadion kabanggaan "arek Suroboyo" itu jadi tempat bermacam aktivitas, termasuk acara politik.

Peristiwa Malari menunjukkan kemenangan Ali Moertopo terhadap Soemitro, pesaing utamanya.

Demi kepentingan negara dan persatuan bangsa, Presiden Sukarno memberikan amnesti bagi tokoh-tokoh PRRI. Amnesti diberi sepaket terhadap pelaku pemberontakan di daerah lainnya.

Ada beberapa profesi yang mengganggu kemerdekaan Indonesia, seperti lintah darat dan tukang catut. Mempersulit kehidupan ekonomi rakyat.

Tokoh DI/TII direkrut untuk mendukung Golkar. Taktik jitu Ali Moertopo memenangkan Pemilu.

Soeharto membentuk Staf Pribadi sebagai kabinet bayangan. Sepak terjang Ali Moertopo memicu kontroversi.

Ali Moertopo bukan penemu konsep “massa mengambang”, dia hanya meraciknya agar politik tak lagi jadi panglima.

Kyoto berada di urutan pertama kota yang akan dijatuhi bom atom. Namun, kurang dari sebulan bom atom pertama dijatuhkan, Kyoto dicoret dari daftar dan selamat dari bom atom.

Di Surabaya Utara, terbentang jalan bernama Jalan Benteng. Sejarah daerah ini terkait Benteng Prins Hendrik.

Ali Moertopo selalu bergerak atas nama Soeharto. Meninggalkan luka di mana-mana.

Tak sengaja membuat saudaranya terbunuh, raja Buton ini tetap menghukum dirinya.

Setelah lengser, Soeharto seringkali menghabiskan waktu di rumah megah di Taman Mini. Giri Susilo kerap menemaninya.

Tentara ada di belakang gerakan mahasiswa anti-Sukarno. Ali Moertopo jadi agennya.