Film propaganda yang berhasil menanamkan trauma dan dendam pada generasi muda era Orde Baru. Apakah harus terus diwariskan?

Mulai dari seniman profesional hingga tentara terlibat dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Inilah tujuh pemeran film propaganda Orde Baru itu.

Kecewa dengan film Pengkhianatan G30S/PKI, sutradaranya Arifin C. Noer ingin berhenti membuat film.

Setidaknya, ada lima ketidaksesuaian antara materi yang dikisahkan film G30S/PKI dengan fakta sejarah sebenarnya.

Film Pengkhianatan G30S/PKI tidak diputar lagi oleh keputusan purnawirawan jenderal TNI AD atas permintaan mantan Kepala Staf Angkatan Udara.

Anak jenderal korban peristiwa G30S 1965 kecewa dengan film Pengkhianatan G30S/PKI karena tidak menceritakan konteks sosial yang terjadi saat itu dan menonjolkan peran Soeharto.

Sebuah film yang mengisahkan ketokohan Soedirman sekaligus menyiratkan sebuah propaganda.

Film ini tak ingin menjadi film sejarah, tapi ingin menampilkan watak manusia dalam kemelut perang.

Pahit getir pemisahan India-Pakistan dari pandangan seorang germo. Gagal berbunyi justru karena sesak oleh pesan.

Drama berlatarbelakang sejarah nan apik tapi minus riset.

Jay Subyakto membuat sebuah film dokumenter yang melukiskan betapa besar dan pentingnya Banda bagi Indonesia.

Sejarah Indonesia tidak hitam-putih. Ada orang Belanda yang mendukung kemerdekaan Indonesia, sebaliknya ada pribumi yang nyaman menjadi pegawai pemerintah Belanda.

Sukarno terasing dalam keheningan Ende. Sebuah kisah murung namun memberi semangat dan inspirasi.

Mengisahkan hidup Sukarno dari muda sampai Indonesia merdeka. Ada fakta sejarah yang salah.

Dengan membawa kertas dan cat minyak, lima pelukis cilik mengabadikan momen bersejarah negeri ini.