Makanan seperti apa dan bagaimana rasanya yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Kuno?

Etika makan berubah dari zaman ke zaman. Pengaruh keragaman budaya menjadi penyebabnya.

Kendati kaya akan bumbu dan rempah-rempah, vetsin tetap ditambahkan untuk memperkuat rasa.

Bermukim di wilayah tropika, orang-orang Arab mengadaptasi cita rasa makanan mereka dengan selera India dan Nusantara.

Kerupuk telah ada di Pulau Jawa sejak abad ke-9 atau 10. Dalam perkembangannya menyebar dan rasanya beragam sesuai bahannya.

Sejarah nasi goreng bermula dari sisa makanan semalam yang sayang jika terbuang. Ia menjadi salah satu penganan pilihan dari Indonesia.

Dulu, beras bukanlah makanan pokok. Rakyat lebih memilih sumber pangan yang lebih murah dan menjual beras yang mereka hasilkan.

Klaim kuliner Indonesia oleh Malaysia dianggap menggelikan, bukan menggelisahkan.

Kisah Mang Iding menjalankan usaha geco warisan kakeknya sejak 1930. Mencoba bertahan di tengah maraknya trend kuliner.

Kisah masa lalu durian mulai dari zaman Jawa kuno. Buah asli Nusantara yang dinobatkan sebagai rajanya buah-buahan.

Ikan asin ternyata telah masuk daftar menu sejak Jawa Kuno. Sudah tersaji di restoran hingga hotel berbintang.

Panitia lokal yang dibentuk pemerintah Provinsi Jawa Barat menyediakan makanan dan minuman tradisional Indonesia untuk para delegasi KAA. Mulai semar mendem sampai bajigur.

Singkong dipandang simbol kemiskinan. Tapi ia penyelamat kala paceklik atau bencana kelaparan.

Kendati bau menyengat, terasi tetap nikmat. Ini sejarah terasi.

Tahu adalah kuliner tertua yang diperkenalkan orang Tionghoa di Nusantara. Ia menjadi penyelamat masyarakat Jawa di masa krisis asupan gizi.