Selain riset asal-usul, repatriasi 472 benda bersejarah Indonesia juga melewati aneka proses politik hingga akhirnya bisa pulang “gratis ongkir”.

Kesadaran generasi muda Belanda akan masa lalu bangsanya turut mendorong repatriasi. Ratusan benda bersejarah dikembalikan ke Indonesia.

Pita Maha menggerakan seni dari Ubud yang kemudian mendunia. Ratusan benda yang direpatriasi punya cerita “agak laen”.

Bros Lombok bertatahkan berlian 75 karat, primadona Museum Nasional Etnologi Belanda. Benda bernilai tinggi ini dikembalikan ke Indonesia.

Delegasi Belanda dan Indonesia menyepakati pentingnya provenance research dalam repatriasi. Ke-472 koleksi yang dipulangkan bakal dipamerkan di tanah air.

Pemerintah Belanda dan Indonesia menandatangani serah terima pengembalian 472 artefak jarahan kolonial. Mulai dari Keris Klungkung hingga koleksi seni Pita Maha.

Selain Indonesia, Belanda juga mengembalikan enam koleksi rampasan era kolonialnya ke Sri Lanka.

Lagi, pemerintah Belanda menyatakan kesiapannya mengembalikan 472 benda bersejarah Indonesia.

Pusaka “Kiai Cokro” dikisahkan acap menemani Pangeran Diponegoro saat ziarah dan tirakat ke pesisir selatan Jawa.

Bukan hanya tiga, Al-Qur'an yang disebut milik Teuku Umar di Belanda ada empat. Mana yang asli miliknya?

Terdapat tiga Al-Qur'an yang diklaim milik Teuku Umar di Belanda. Butuh riset mendalam untuk memastikan mana yang otentik.

Indonesia kembali meminta repatriasi koleksi benda bersejarah dari wilayahnya. Satu di antaranya fosil Manusia Jawa.

Artefak dari Akropolis dipindahkan dubes Inggris dengan modus penyelamatan. Ujung-ujungnya dijual untuk bayar utang.

Amerika Serikat mengembalikan artefak selundupan kepada pemerintah Indonesia.

Harta Keraton Yogyakarta yang dijarah Inggris meliputi uang emas dan perak. Total setara 350 kg emas.